PROBOLINGGO, MADUTV – Dugaan pemalakan yang dilakukan seorang pria bernama Agus, warga Kraksaan, terhadap pedagang kaki lima (PKL) di rest area Gelora Merdeka, Kraksaan, berujung pada insiden pengeroyokan, beberapa hari yang lalu. Merasa tidak terima, Agus melalui istrinya, Halimatus Sadiyah, melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kraksaan.
Tidak tinggal diam, Ratusan massa Paguyuban PKL Gelora Merdeka mendatangi Polsek Kraksaan pada Selasa (7/1) untuk menyuarakan keberatan mereka atas tindakan Agus sekaligus meminta perlindungan hukum dari aksi premanisme di kawasan tempat mereka berdagang.
Koordinator PKL, Didik Tri Wahyudi, menegaskan bahwa ulah Agus telah meresahkan para pedagang. “Kami sudah punya paguyuban di sini. Perilaku yang seperti preman sangat mengganggu. Kami tidak terima! Sakit satu, sakit semua,” tegas Didik.
Didik menuturkan, Agus kerap meminta barang dagangan, seperti rokok, tanpa membayar. “Dia datang hampir setiap hari, kadang minta rokok satu lencer, kadang satu pak. Setelah makan, sering kali dia juga minta dibayarkan oleh pedagang tanpa izin. Ini tidak bisa kami toleransi,” jelas Didik.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Kraksaan, Iptu Djuwantoro Setyowadi, membenarkan adanya laporan penganiayaan yang dilakukan terhadap A. Namun, ia juga menyebut pihak kepolisian tengah menyelidiki dugaan pemalakan yang menjadi pemicu insiden tersebut.
“Awalnya ada laporan bahwa seorang pria berinisial A diamankan oleh para pedagang karena sering melakukan pemalakan. Namun, dalam proses itu, terjadi tindak kekerasan hingga yang bersangkutan mengalami luka-luka dan melapor ke kami,” terang Iptu Djuwantoro.
Ia menegaskan bahwa kepolisian mengimbau para korban pemalakan untuk melapor agar kasus ini dapat ditangani secara adil. “Kami membuka pintu bagi pedagang yang merasa dirugikan untuk membuat laporan. Penanganan perkara ini harus seimbang,” ujarnya.
Para pedagang berharap pihak kepolisian dapat menindak tegas aksi premanisme yang kerap terjadi di kawasan dagang mereka. “Kami hanya ingin mencari nafkah dengan tenang. Semoga premanisme di area ini bisa diberantas,” tutup Didik penuh harap. (Gus)