Sektor Jasa Keuangan di Wilayah Kerja OJK Kediri Terjaga dan Stabil

KEDIRI, MADUTV – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menilai kinerja Industri
Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Kediri posisi Februari 2024 tumbuh stabil dengan menunjukkan kinerja positif didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.

Pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor Perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan dan peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor Pasar Modal.

Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen terus
diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan.

Perkembangan Sektor Perbankan
Intermediasi Perbankan Perbankan Yang Berkantor Pusat di Wilker KOJK Kediri.
Data sektor Perbankan menunjukkan pertumbuhan positif baik pada penyaluran
kredit maupun penghimpunan dana.

Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Februri 2024 tumbuh 4,00 persen (yoy) menjadi sebesar Rp83,44 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 61,65 persen dari total kredit.

Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,13 persen
yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih
didominasi kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 25,19 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga(kepemilikan
rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan
kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 21,88
persen, dan Industri Pengolahan sebesar 18,79 persen.

Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Februari 2024 tumbuh sebesar 7,69 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp99,98 triliun.

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK didominasi oleh tabungan dan deposito
masing-masing sebesar 62,43 persen dan 25,23 persen.

Pada Februari 2024, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah
kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 49,29 persen, tingkat ketersediaan likuiditas
yang memadai tercermin dari cash ratio sebesar 12,49 persen dengan rasio
LDR/FDR sebesar 98,54 persen.

Peningkatan rasio LDR/FDR disebabkan
perubahan parameter perhitungan rasio LDR/FDR sebagaimana diatur dalam Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1 /SEOJK 03/2019 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat, dari sebelumnya masih
memperhitungkan modal inti sebagai komponen likuiditas, menjadi tidak memperhitungkan modal inti dan hanya dihitung berdasarkan jumlah kredit yang
diberikan,dibandingkan dengan total dana pihak ketiga bukan bank.

Perkembangan Sektor Pasar Modal.
Tingkat inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri terus menunjukkan
pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor
Identification (SID) yang mencapai 19,54 persen (yoy) menjadi 516.324 SID.
Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 23,38 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 18,50 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 17,86 persen (yoy).

Nominal transaksi saham pada Februari 2024 (yoy) meningkat sebesar 3,99 persen
(yoy) meskipun kepemilikan saham pada periode yang sama turun sebesar 0,88
persen (yoy). Kondisi tersebut disebabkan adanya tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dimana tercatat kinerja IHSG pada perdagangan Februari 2024 ditutup di level 7.316,11 atau menguat 6,91 persen lebih tinggi dari pencapaian Februari 2023 yang berada di level 6.843,24. Penurunan kepemilikan saham disebabkan pada tahun 2024 terdapat beberapa emiten yang melakukan buyback saham.

Nilai outstanding piutang Perusahaan Pembiayaan posisi Januari 2024 mencapai
Rp6.245,82 miliar atau tumbuh sebesar 7,70 persen (yoy). Peningkatan piutang Perusahaan Pembiayaan diiringi dengan peningkatan pembiayaan bermasalah
sehingga berdampak terhadap peningkatan profil risiko Perusahaan Pembiayaan
dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross sebesar 4,22 persen yang
meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,28 persen.

Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami
peningkatan pada kuartal 3 tahun 2023 sebesar 0,68 persen (yoy) atau mencapai
Rp119,28 miliar. Namun disisi lain pembiayaan LKM tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar 1,97 persen (yoy) menjadi sebesar Rp77,34 miliar yang disebabkan adanya run off pembiayaan.

Sampai dengan Desember 2023, jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK Kediri berjumlah 11, yang
terdiri dari tujuh LKM Konvensional dan empat LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro).

Sebagai upaya pelindungan konsumen, OJK Kediri menyediakan layanan Konsumen
berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan
masyarakat terkait sektor jasa keuangan. Sampai dengan Maret 2024, OJK Kediri
telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 289 layanan yang meliputi 167 surat pengaduan, 104 permintaan konsultasi dan informasi melalui walk in serta 18 melalui telepon.

Tiga besar topik pengaduan yang disampaikan antara lain perihal
restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (71 pengaduan), data SLIK (68 pengaduan), dan Penolakan Pelunasan Kredit/Pembiayaan Dipercepat (53 pengaduan). Berdasarkan klasifikasi industri, sebagian besar pengaduan yang
diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (59,52 persen) dan sektor
perusahaan pembiayaan (23,18 persen).
Sampai dengan Maret 2024, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK yang tercatat sebanyak 2.088 layanan, Untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah serta pendalaman produk dan layanan Sektor Jasa Keuangan (SJK) khususnya bagi generasi muda, OJK Kediri menyelenggarakan Kegiatan Lomba Duta Literasi Keuangan Syariah (DAI KESYA) yang merupakan ajang kompetisi cerdas cermat terkait keuangan syariah
dan Sektor Jasa Keuangan Syariah di Indonesia dengan peserta dari kalangan siswa SMA/MA sederajat se-wilayah kerja OJK Kediri, sebagai rangkaian dari Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah).

Kegiatan tersebut diawali dengan pembekalan materi pengenalan OJK, perbankan syariah, usaha pergadaian syariah, perusahaan pembiayaan syariah dan pasar modal syariah. Selanjutnya, pada babak penyisihan terdapat 34 (tiga puluh empat) peserta, pada babak semifinal terseleksi menjadi 10 (sepuluh) peserta dan pada babak final dipilih 3 (tiga) peserta dengan nilai tertinggi.(ef)