MADIUN, MADU TV – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun nomor urut 1, Inda Raya dan Aldi Dwi Prastianto, yang lebih dikenal dengan sebutan “Dadi,” menggelar pertemuan dengan masyarakat di Pasar Kotak, Kelurahan Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk anggota Paguyuban Pasar Kotak, Paguyuban Pasar Burung Srijaya, dan Komunitas Seni Pasar Kotak Srijaya, yang berlangsung pada Selasa malam (8/10/2024) pukul 19.30 WIB.
Acara ini dihadiri oleh ratusan undangan dan berlangsung dalam suasana yang akrab serta penuh kehangatan, mencerminkan komitmen pasangan ini untuk terhubung dengan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Inda Raya mengungkapkan rasa bangga sekaligus sedih dalam sambutannya.
“Sudah lima tahun sejak terakhir kali saya mengunjungi tempat ini. Saya merasa bangga diundang, namun ada juga rasa sedih yang menyertai saya,” tuturnya.
Kesedihan itu berkaitan dengan janji-janji dan harapan yang diucapkannya lima tahun lalu, yang hingga kini belum terealisasi.
Mantan wakil wali kota Madiun tersebut juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.
“Keterbatasan kewenangan sebagai Wakil Wali Kota dan berbagai tantangan pada saat itu memang menjadi hambatan bagi kami untuk memberikan lebih banyak hal positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam konteks ini, ia menegaskan pentingnya pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dalam proses pembangunan Kota Madiun, yang mengharuskan pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat terlebih dahulu sebelum merancang dan melaksanakan program.
Dalam dialognya, Inda juga mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan Musrenbang, di mana banyak warga merasa enggan menyampaikan pendapat karena takut terlibat dalam debat atau merasa tidak diberi kesempatan untuk berbicara.
Ia menjelaskan bahwa pengalaman tersebut perlu diperbaiki untuk memastikan partisipasi aktif dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
“Kami ingin lebih mendengar suara masyarakat, bukan hanya sekadar mendengar saja,” tegasnya.
Inda Raya kemudian menjelaskan keputusannya untuk maju dalam Pilkada, mengacu pada keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan partai dengan suara lebih dari 10% untuk maju tanpa koalisi.
Ia menekankan bahwa baik dirinya maupun Aldi bukanlah calon boneka atau pemecah suara, melainkan pasangan yang serius dalam upaya memenangkan Pilkada 2024.
“Kami tidak ingin sekadar mencalonkan diri; kami ingin membuat perbedaan yang nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Inda Raya memaparkan beberapa program andalan yang telah disusun dan dipastikan realistis, termasuk insentif untuk RT dan RW, SPP gratis untuk sekolah swasta, penyediaan laptop dan seragam bagi siswa, serta pinjaman modal usaha tanpa jaminan.
Program-program tersebut dirancang untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi generasi muda.
Ia menjelaskan bahwa semua program ini telah dibahas dengan akademisi, pakar hukum, dan legislatif untuk memastikan dukungan anggaran yang memadai.
Salah satu inovasi yang diajukan adalah layanan dokter keliling menggunakan kendaraan roda tiga, yang bertujuan untuk memudahkan akses kesehatan bagi lansia di daerah yang sulit dijangkau.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap warga, terutama yang lansia, dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak,” tambahnya.
Selama dialog berlangsung, seorang perwakilan dari Paguyuban Pasar Kotak, Fahmi, menyampaikan harapannya kepada Inda Raya agar kondisi pasar dapat diperbaiki jika ia terpilih sebagai wali kota.
Mereka mengungkapkan kekhawatiran terkait kebutuhan modal usaha dan kondisi fisik pasar yang saat ini dianggap kurang memadai.
“Mudah-mudahan pasar kotak ini bisa segera diperbarui agar kondisinya lebih layak dan memadai,” ungkap salah satu perwakilan, mencerminkan harapan banyak pedagang yang menginginkan perbaikan infrastruktur. (Rie)