PROBOLINGGO, MADUTV – Debat publik ketiga Pemilihan Bupati (Pilbup) Probolinggo kembali digelar di Gedung Islamic Center (GIC) Kraksaan pada Minggu malam. Tema debat yang diangkat kali ini adalah “Menyerasikan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten, Provinsi dengan Nasional serta Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan.”
Dua pasangan calon (Paslon) yang bertarung, yakni Paslon nomor urut 1 Zulmi-Rasyid dan Paslon nomor urut 2 Gus Haris-Lora Fahmi, mendapat kesempatan untuk mengemukakan visi, misi, serta program unggulan mereka terkait pembangunan daerah dan integrasi kebijakan dengan pemerintah pusat dan provinsi.
Meski dihadiri oleh ratusan pendukung dari kedua paslon, jumlah audiens yang diperbolehkan hadir secara langsung dibatasi oleh penyelenggara untuk menjaga ketertiban dan mematuhi protokol kesehatan, dengan masing-masing paslon hanya diperbolehkan membawa 75 orang pendukung.
Dalam debat kali ini, Paslon nomor urut 2 Gus Haris-Lora Fahmi menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan infrastruktur wisata di seluruh Kabupaten Probolinggo. Gus Haris menekankan bahwa Kabupaten Probolinggo memiliki potensi wisata yang sangat besar, tidak hanya di kawasan Bromo, tetapi juga di daerah lainnya seperti gunung, sungai, dan pantai. Oleh karena itu, ia mengusulkan konsep pemerataan pembangunan infrastruktur yang mencakup seluruh potensi wisata, bukan hanya terpusat di satu lokasi.
“Potensi wisata kita terbuka luas, kita bisa ciptakan halal tourisme, resto dan kuliner halal, serta tempat ibadah yang nyaman di lokasi wisata,” ungkap Gus Haris.
Ia juga mengusulkan pengembangan agrowisata berbasis pertanian di Bromo, dengan melibatkan masyarakat lokal dan mengintegrasikan potensi wisata baru di desa-desa penyangga Bromo.
Menurut Gus Haris, pembangunan infrastruktur pariwisata harus dilakukan secara merata, dengan melibatkan kelompok masyarakat dan pegiat wisata untuk menggali potensi-potensi wisata baru. Ia menanggapi kritik dari Paslon Zulmi-Rasyid yang menilai terlalu fokus pada kawasan Bromo dengan menyatakan bahwa hal ini justru mengabaikan daerah wisata lainnya yang juga berpotensi besar.
Menanggapi kritik tersebut, Paslon nomor urut 1 Zulmi-Rasyid menyatakan bahwa kawasan Bromo, Tengger, dan Semeru telah menerima bantuan dari luar negeri, seperti dari Australia. Zulmi mengusulkan agar setiap kecamatan di Probolinggo memiliki kegiatan rutin bulanan yang melibatkan masyarakat dan menekankan pentingnya perbaikan jalan serta selter transportasi untuk mendukung pengembangan pariwisata.
“Setiap kecamatan wajib mengadakan kegiatan bulanan yang melibatkan masyarakat. Ini penting untuk memaksimalkan potensi wisata dan memperbaiki infrastruktur, termasuk jalan dan transportasi,” ujar Zulmi.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Haris juga menekankan pentingnya membangun sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.
“Pembangunan dimulai dari desa, sesuai dengan program pemerintah pusat. Kami juga akan memperkuat wawasan kebangsaan masyarakat melalui Program Sae Kebhinekaan,” katanya.
Debat publik ini menjadi ajang bagi kedua paslon untuk memaparkan konsep dan solusi mereka terkait tantangan pembangunan daerah, serta bagaimana mereka dapat berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mendorong kemajuan Kabupaten Probolinggo.
Dengan semakin dekatnya hari pemungutan suara, publik Probolinggo kini semakin memahami visi dan misi masing-masing pasangan calon. Apakah pemerataan infrastruktur dan pengembangan wisata ala Gus Haris atau konsep pembangunan terfokus pada Bromo yang akan dipilih masyarakat Probolinggo, kita tunggu hasilnya pada Pilbup 2024 mendatang. (Gus)