BANYUWANGI, MADUTV – Penjaringan pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) Pilkada serentak 2024 di Banyuwangi sudah memasuki tahapan akhir. Pendaftar yang dinyatakan lolos administrasi dihadapkan pada tahapan wawancara, Sabtu (12/10/2024).
Rasa was-was bercampur deg-degan menghinggapi pendaftar yang kini mengikuti tahapan wawancara. Novi Dwi Anggraini (23), pendaftar asal Desa Temuasri, Kecamatan Sempu contohnya. Ia merasa deg-degan sejak awal masuk ruangan Sekretariat Panwaslu Kecamatan Sempu.
Selain ditanya identitas dan kesibukan-hari, Novi mengaku dicecar sejumlah pertanyaan berkaitan tentang kepemiluan oleh ketiga komisioner.
“Sejak awal sudah merasa was-was dan deg-degan takut gak bisa jawab pertanyaan. Awalnya menanyakan kesibukannya apa baru setelahnya tanya-tanya soal kepemiluan,” ujarnya.
Berbekal pengalaman menjadi PTPS Pemilu Serentak 2024 lalu di desanya, Novi sejatinya mengaku percaya diri menghadapi rentetan pertanyaan. Beberapa pun bisa ia jawab dengan lancar.
Akan tetapi rasa tegang yang dibawa sejak berangkat dari rumah sedikit menurunkan ingatannya akan pengetahuan pemilu. Terlebih, pertanyaan yang ditanyakan berkaitan tentang pilkada yang masih awam ia ketahui terkait regulasi.
“Tetapi Alhamdulillah bisa saya jawab. Meski satu dua pertanyaan yang memang saya belum mengerti tapi diberikan pemahaman oleh bapak komisioner tadi,” imbuhnya.
Nuansa serupa turut menyelimuti Debora Glori Victoria (27), pendaftar satu kampung dengan Novi. Sama, Debora mengaku deg-degan menghadapi rentetan pertanyaan dari ketiga komisioner.
“Meskipun sudah berpengalaman dan pernah ikut pengawas TPS pemilu kemarin tapi masih deg-degan juga. Takut gak bisa jawab,” katanya.
Debora menyebut, ia dicecar pertanyaan pengetahuan akan tugas pengawas TPS dan sejauh mana ia mengetahui berapa pasangan calon (paslon) yang berpartisipasi pada pilkada tahun ini. Mulai dari paslon di pemilihan Gubernur dan wakil gubernur serta bupati dan wakil bupati.
“Ditanya siapa saja pihak yang harus netral dan apa yang menjadi tugas pokok pengawasan. Juga ditanya jika terpilih nanti apakah berkomitmen mau menjaga netralitas,” tambahnya.
Ditanya resep untuk mengatasi rasa deg-degan, Debora mengaku lebih meningkatkan rasa percaya dirinya. Ditambah menyebut nama Tuhan sebelum masuk ke ruang wawancara.
“Puji Tuhan tadi (sesi wawancara )sudah dilalui dengan lancar,” ungkapnya.
Ketua Panwaslu Kecamatan Sempu, Eko Nur Amin menyatakan, tahapan wawancara merupakan tolak ukur pihaknya melakukan seleksi terhadap calon pengawas TPS. Secara regulasi tidak mengatur apa saja materi yang menjadi kebutuhan pertanyaan kepada calon.
Namun kata Eko, dari Bawaslu Kabupaten Banyuwangi menyampaikan sejumlah indikator untuk dituangkan menjadi pertanyaan kepada calon pengawas TPS.
“Mengenai pengalaman dalam kepemiliuan. Lalu komitmen untuk bekerja penuh waktu serta pengalaman dalam organisasi dan juga muatan lokal,” terangnya.
Eko menambahkan, pihaknya menekankan kepada pendaftar pertanyaan menyoal netralitas aparatur sipil negara (ASN) dan pejabat pada tingkatan desa hingga kecamatan. Mayoritas pendaftar kata dia, menguasai materi tersebut.
“Hampir seluruh pendaftar yang hari ini mengikuti tahapan wawancara mampu menguasai materi tersebut,” imbuhnya.
Tahapan wawancara di Kecamatan Sempu dibagi kedalam tiga sesi. Sesi pertama, pada hari Sabtu ini diikuti pendaftar dari tiga wilayah, yakni Desa Gendoh, Temuguruh, dan Temuasri.
Sedangkan pada Minggu esok, diikuti oleh pendaftar dari Desa Sempu, Karangsari, dan Tegalarum.
“Untuk hari terakhir pada hari Senin diikuti desa Jambewangi dengan 47 peserta yang lolos seleksi administrasi,” tambah Eko.
Untuk pendaftar yang lolos administrasi kali ini sebanyak 190 peserta. Dari total itu akan diambil 128 pengawas TPS terpilih untuk ditempatkan di tujuh desa.
“Pelantikan akan digelar pada tanggal 04 November 2024. Setelah itu dilakukan bimbingan teknis dan siap membersamai pengawas Kelurahan desa (PKD) hingga masa pencoblosan 27 November mendatang,” tutupnya. (gus)