BANYUWANGI, MADUTV – Mimpi warga Dusun Suwaluh, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Banyuwangi, memiliki kampung berdaya saing benar-benar terwujud. Kampung ini sukses mengembangkan iklim bisnis digital sebagai afiliator.
Bahkan, aktivitas mempromosikan barang secara online tersebut sekarang tidak hanya dilakukan kalangan anak muda, tapi juga ibu rumah tangga. Setiap hari warga kini mulai terlihat sibuk mempromosikan berbagai produk melalui media sosial.
Guna memperkuat jalur promosi tersebut, Ustaz Imaduddin selaku penggagas kampung afiliator Dusun Suwaluh mendatangkan tim TikTok dari Surabaya
“Sengaja kami datangkan untuk memperkuat teknik promosi digital yang sudah kami kembangkan saat ini,” ujarnya, Jumat (29/11/2024).
Imaduddin menyebut, kehadiran tim TikTok yang digawangi Yugo Artono dari fnet Agency tersebut menambah nuansa baru. Diversifikasi promosi bakal didapat peserta yang mayoritas berasal dari warga Dusun Suwaluh itu.
Sehingga diharapkan hasil dari ilmu yang disampaikan kepada peserta bakal diaplikasikan dengan baik. Dan mampu menarik minat konsumen membeli produk yang mereka promosikan.
“Diharapakan ada tambahan ilmu dari tim TikTok. Ternyata respons peserta sangat positif dan ilmu yang disampaikan diserap dengan baik,” harapnya.
Ditegaskan kembali oleh Imaduddin, bahwa kampung afiliator yang digagas olehnya itu tanpa dipungut biaya apapun. Seluruh warga bisa mengakses seluruh program yang ada secara gratis.
“Ini gratis dan tanpa dipungut biaya sepeserpun bagi calon maupun yang sudah bergabung. Kami berharap adanya kampung afiliator pertama di Banyuwangi bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat khususnya yang ada di Dusun Suwaluh,” kata dia.
Melihat antusias para peserta yang datang dari berbagai penjuru Banyuwangi bahkan luar sampai luar pulau, Imadduddin semakin yakin keberadaan Dusun suwaluh sebagai kampung afiliator pertama di Banyuwangan ini akan menjadi pusat untuk daerah daerah lain di Nusantara.
Sementara Yugo artono dari fnet agency menyambut baik adanya kampung afiliator ini. Dirinya mengaku terkesan dengan antusiasme peserta saat mengikuti pelatihan menyoal digital bisnis.
“Melihat antusiasme peserta yang datang ini menjadi pertanda baik bahwa kampung afiliator bisa membawa dampak ekonomi kedepan,” katanya.
Ditambahkan olehnya, materi dasar promosi digital diserap baik oleh peserta. Sesi diskusi dan tanya jawab diselipkan agar memudahkan mereka ketika mengalami kesulitan.
“Untuk itu sengaja dibuka ruang diskusi guna memudahkan mereka saat mengikuti pelatihan,” tambahnya.
Setelah ini diharapkan peserta mampu mengembangkan teknis promosi digital sesuai dengan bidang dan minat yang dipilih. Hanya kedepan, masih kata Yugo, tinggal memoles teknik yang ada.
“Peserta ternyata sudah banyak yang jago dalam membuat konten. Tinggal dipoles agar tambah menarik minat konsumen ataupun viewer,” kata Yugo.
Awalnya, warga mengaku masih cukup asing dengan istilah afiliator. Sebagian warga bahkan menganggap aktivitas memasarkan produk secara online adalah pekerjaan sulit dan tidak masuk akal. Namun, stigma itu perlahan mulai luntur dengan kehadiran Ustaz Imaduddin selaku penggagas kampung afiliator.
(Gus/ko)