
MAKASSAR – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, turut menghadiri acara refleksi dan konsolidasi program kerja Rumah Sakit Vertikal di Makassar pada Sabtu (20/1). Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi menyampaikan tiga aspek penting yang perlu menjadi fokus dalam implementasi transformasi layanan rujukan.
Menurut Menkes Budi, pelayanan harus memiliki kualitas yang baik, berbasis penelitian, dan mampu mengampu atau membina rumah sakit milik pemerintah daerah. Rumah Sakit Vertikal sendiri adalah lembaga kesehatan yang dikelola langsung oleh Kementerian Kesehatan dan umumnya berfungsi sebagai rumah sakit rujukan akhir. Saat ini, ada 34 rumah sakit yang berada dalam pengelolaan Kemenkes, termasuk RSCM, RS Kanker Dharmais, RS Jantung Harapan Kita, RS Harapan Kita Ibu dan Anak, RS Fatmawati, RS Sulianto Saroso, RS Kariadi Semarang, RS Wachidin Makassar, RS Ngoerah (Sanglah) Bali, dan RS Adam Malik Medan.
Menkes Budi juga menegaskan bahwa dalam transformasi kesehatan, parameter layanan kesehatan yang harus dijaga agar masyarakat tetap sehat melibatkan akses yang mudah, kualitas yang baik, dan harga yang terjangkau. Menurutnya, ketiga aspek tersebut harus dipenuhi agar layanan kesehatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, Menkes Budi mengingatkan empat hal yang perlu diperhatikan dalam layanan rujukan agar dapat bersaing dengan rumah sakit swasta. Keempat hal tersebut melibatkan perbaikan perhitungan remunerasi, peningkatan layanan eksekutif, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan tata kelola.
Menurut Menkes Budi, perbaikan remunerasi diperlukan agar dokter dan tenaga kesehatan yang rajin mendapatkan penghasilan sesuai dengan beban kerja. Sementara itu, peningkatan layanan eksekutif diharapkan dapat membuat rumah sakit vertikal mampu bersaing dengan rumah sakit swasta, sehingga pasien eksekutif bisa mensubsidi pasien BPJS.
Dalam konteks infrastruktur, Menkes Budi menegaskan bahwa pemerintah terus memberikan dukungan infrastruktur kepada rumah sakit vertikal. Namun demikian, ia juga berharap agar rumah sakit vertikal aktif mencari pendanaan infrastruktur baik melalui alokasi pemerintah maupun dana hibah.
Terakhir, terkait dengan perbaikan tata kelola, Menkes Budi menekankan agar rumah sakit vertikal melakukan perbaikan pada berbagai aspek yang mendukung pelayanan, mulai dari kebersihan, kerapian, catatan keuangan, audit, hingga sistem teknologi informasi.