BANGKALAN, MADUTV – Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bangkalan, akui resah dengan maraknya oknum mengaku wartawan selalu berkeliaran di lembaga pendidikan.
Keluhan dari sejumlah sekolah, hadirnya oknum mengaku wartawan seringkali diwarnai penekanan dan pemerasan. Sehingga, membuat guru di sejumlah lembaga ketakutan jika didatangi oknum tersebut.
Sekjen PGRI Bangkalan, Suraji mengaku kerap menerima keluhan dari sekolah-sekolah dengan adanya oknum mengatasnamakan wartawan. Mereka resah karena selalu menjadi sasaran berita negatif yang tidak sesuai fakta.
“Meraka mendatangi sekolah-sekolah, sering muncul berita-berita yang tidak sesuai fakta. Bahkan tidak jarang melakukan pemerasan dan penekanan dalam menakut-nakuti pihak sekolah,” ungkapnya, Rabu (27/3/2024).
Tidak hanya itu, hadirnya oknum mengaku wartawan itu kadang kala juga membawa sesuatu untuk diperjualbelikan. Seperti kalender, majalah hingga kaos.
“Banyak juga yang datang menawarkan kalender, majalah dan kaos. Mereka memaksa agar dibeli, jika tidak akan diberitakan yang negatif. Kaos yang ditawarkan biasanya di kisaran Rp150 ribu,” ujar Suraji.
Kehadiran oknum mengaku wartawan itu lanjut Suraji, tentu sangat mengganggu lembaga pendidikan. Guru selalu dihantui rasa was-was, sehingga memecah fokus dalam meningkatkan mutu pendidikan.
“Kalau memang datang baik-baik mungkin tidak masalah, tapi jika selalu ada intimidasi dan penekanan itu akan menggangu proses brlajat mengajar. Apalagi tiba-tiba ada berita negatif yang tidak sesuai fakta. Kami sering dikeluhkan hal itu,” pungkasnya.
Sementara Ketua PWI Bangkalan, Mahmud Ismail menyayangkan adanya oknum mengaku wartawan. Kejadian semacam itu, tentu akan memunculkan stigma negatif terhadap profesi jurnalis.
“Perbuatan semacam itu tentu tidak sesuai dengan UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Jika memang betul ada intimidasi dan pemerasan maka termasuk tindak kriminal, pihak yang keberatan silahkan tempuh jalur hukum,” tegasnya.(rhm)