Bengkayang – Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang – Sabtu, 19 Agustus lalu, menjadi saksi dari suatu kejadian yang menarik perhatian masyarakat. Dalam aksi protes yang digelar oleh sejumlah karyawan dari PT Duta Palma Group, sembilan tuntutan utama dinyatakan dengan tegas. Meski didahului oleh semangat perjuangan, peristiwa ini sayangnya berujung kericuhan yang menyedihkan.
Dalam unjuk rasa ini, setidaknya sembilan tuntutan penting dari para karyawan PT Duta Palma Group diberikan sorotan. Salah satunya adalah menolak pengupahan di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK), suatu sikap yang menunjukkan semangat untuk mendapatkan hak yang adil. Selain itu, tuntutan lain termasuk keterbukaan dalam status perjanjian kerja karyawan yang dialihkan dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWTT) menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWT), serta pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR).
Tak hanya itu, ada pula aspirasi untuk mendapatkan pembayaran upah lembur yang seharusnya sesuai dengan standar yang berlaku. Permintaan untuk menyediakan slip gaji dan alat perlindungan diri serta alat kerja juga menjadi bagian dari tuntutan mereka. Dalam semangat kesejahteraan, para karyawan menginginkan agar seluruh pekerja didaftarkan sebagai peserta BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pemberian pesangon bagi pekerja yang memasuki masa pensiun juga diangkat sebagai isu penting.
Tidak hanya memfokuskan pada hak-hak pekerja, dalam unjuk rasa ini juga muncul tuntutan yang menarik perhatian. Permintaan untuk disediakannya bus angkutan anak sekolah yang aman dan nyaman menunjukkan kepedulian mereka terhadap masa depan generasi muda. Tak ketinggalan, perlunya penyediaan air bersih yang layak pun menjadi salah satu fokus dalam perjuangan ini.
Situasi sempat tegang ketika aparat kepolisian melakukan imbauan agar massa membubarkan diri. Namun, semangat protes tak tergoyahkan, bahkan beberapa massa menghadapi petugas dengan senjata yang mereka bawa. Dalam upaya untuk menghindari eskalasi yang lebih buruk, personil kepolisian menggunakan tembakan flash bol ke arah massa, tetapi nyatanya, sebagian massa justru melawan.
Aksi berujung kericuhan yang melibatkan lemparan batu, kayu, dan senjata bahan peledak mengakibatkan beberapa fasilitas publik dan kendaraan petugas mengalami kerusakan parah. Dalam upaya mencegah situasi semakin tidak terkendali, aparat kepolisian memilih untuk mundur demi menjaga keselamatan semua pihak.
Melalui peristiwa ini, tampaknya penting bagi semua pihak untuk mencari jalan keluar yang lebih baik. Meskipun situasi eskalatif dapat mengakibatkan kerugian dan memicu ketidakharmonisan, tetapi semangat untuk mendapatkan perbaikan hak-hak pekerja patut diapresiasi. Semoga, melalui dialog yang konstruktif, kedua belah pihak dapat menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan, sehingga masa depan karyawan PT Duta Palma Group dapat diperjuangkan dengan damai dan bijak.