KEDIRI, MADU TV – Menyambut malam Lailatul Qodar, puluhan jamaah masjid di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bersatu dalam tradisi “maleman”, yang merupakan bagian dari ritual keagamaan yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan. Pada Minggu malam, mereka berkumpul untuk menabuh bedug bersama-sama, disertai dengan lantunan sholawat Jawa, dalam upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kegiatan tersebut dilakukan setelah pelaksanaan sholat tarawih. Jamaah masjid Al Mubarok di Lingkungan Trate, Dusun Dawung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, aktif mengadakan “maleman” setiap malam. Mereka menabuh bedug bersama-sama, yang diiringi dengan lantunan sholawat Jawa yang dipimpin oleh para jamaah.
Selanjutnya, jamaah juga menggelar doa bersama dan “berkatan” dengan menyajikan nasi lengkap dengan lauk dalam wadah yang diletakkan di depan para jamaah. Setelah doa dipimpin oleh tokoh agama, nasi berkat tersebut dibagikan kepada semua jamaah, baik pria maupun wanita.
Ahmad Sujali, pengurus takmir Masjid Al Mubarok, menjelaskan bahwa tradisi “maleman” rutin dilaksanakan pada malam ke-21 bulan Ramadhan sebagai persiapan menyambut malam Lailatul Qodar. Tradisi ini dipercaya turun pada malam-malam ganjil, mulai tanggal 21 hingga 29 di bulan Ramadhan.
“Dengan ‘maleman’ ini, para jamaah berharap dapat menemui malam Lailatul Qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan,” ungkap Ahmad Sujali.
Semangat kebersamaan dan kekhusyukan dalam menjalankan tradisi “maleman” ini menjadi bagian penting dari ibadah selama bulan suci Ramadhan bagi masyarakat Kediri.
Demikianlah liputan dari Kediri, Jawa Timur. Semoga tradisi keagamaan ini terus menjadi bagian yang melekat dalam budaya dan kehidupan masyarakat setempat.
Wartawan : Efendi Muhtar | Editor : Riaza Romy