Sidoarjo – Musim kemarau panjang yang melanda Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah membuat kualitas air sumur warga mengalami penurunan yang signifikan. Air sumur yang sebelumnya menjadi sumber kehidupan utama bagi warga kini berubah warna menjadi kekuningan dan mengeluarkan bau tak sedap. Hal ini membuat warga merasa khawatir dan mempertanyakan keamanan air sumur yang mereka gunakan.
Warga setempat mengungkapkan bahwa mereka merasa tidak memiliki pilihan lain selain terus memanfaatkan air sumur yang ada saat ini. Sejak air sumur mulai berubah warna dan bau, mereka hanya menggunakan air tersebut untuk mencuci pakaian dan peralatan dapur. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, warga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air dari sumber lain, seperti air pam. Air pam yang mereka beli digunakan khusus untuk memasak dan minum.
Affan, seorang warga Gempolsari, menyampaikan perasaannya terkait situasi ini. “Kami berharap ada suplai air bersih dari pemerintah setempat, terutama selama musim kemarau panjang seperti saat ini. Terakhir kali kami menerima bantuan air bersih dari pemerintah adalah pada tahun 2012 lalu.”
Warga Gempolsari berharap agar pemerintah setempat dapat merespons dengan cepat untuk mengatasi masalah kualitas air sumur mereka. Air bersih adalah hak dasar setiap warga, dan diharapkan adanya upaya nyata untuk menyediakan pasokan air yang aman dan berkualitas bagi seluruh penduduk desa.
Meskipun menghadapi tantangan dalam hal pasokan air, warga Gempolsari tetap menjaga semangat positif dan harapan bahwa situasi ini akan segera membaik. Mereka percaya bahwa kerjasama antara masyarakat dan pemerintah setempat dapat membawa perubahan positif dalam hal penyediaan air bersih yang lebih baik di masa depan.