Peringati 100 Hari Kematian Uswatun Khasanah Korban Mutilasi, Keluarga Gelar Pengajian dan Doa Bersama 

145
Kegiatan Doa bersama dan pengajian dalam rangka peringatan 100 hari kemarian Uswatun Hasanah, Jumat (25/04/2025).

BLITAR, MADUTV – Memperingati 100 hari kematian Uswatun Khasanah (29) korban mutilasi, pihak keluarga menggelar doa bersama dan pengajian di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

Doa bersama dan pengajian ini menghadirkan pengasuh jemaah salawat nariyah Al Mughits, Gus Shon dan penceramah dari Kediri, Gus Syarifudin Yahya dan diikuti ratusan warga sekitar.

Hendi Suprapto, Ayah tiri korban mengatakan acara doa bersama itu digelar untuk memperingati 100 hari meninggalnya Uswatun.

Selain itu Hendi juga mendoakan anaknya Uswatun Hasanah agar diampuni dosanya dan ditempatkan di surga.

“Hari ini bertepatan dengan 100 hari kematian anak saya (Uswatun). Kami menggelar doa bersama untuk mendoakannya,” ucap Hendi, Jumat (25/4/2025).

Hendi bersyukur Uswatun mendapat banyak doa dari masyarakat. Keluarga berharap Uswatun mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.

“Kami bersyukur banyak yang ikut mendoakan anak kami. Semoga amal ibadah almarhumah diterima Allah SWT,” ujarnya.

Salah satu donatur acara, Gus Rofiq mengatakan dirinya ikut prihatin dengan peristiwa yang menimpa almarhumah.

Ia ikut membantu keluarga menggelar acara doa bersama dan pengajian untuk memperingati 100 hari meninggalnya Uswatun Khasanah.

Gus Rofiq mengaku kenal dengan sosok Uswatun. Menurutnya, almarhumah adalah sosok pekerja keras untuk keluarga.

“Kami sangat mengenal almarhumah. Korban merupakan sosok pekerja keras dan sayang orang tua. Kami turut membantu doa kepada korban agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” katanya.

Sekedar diketahui Uswatun Hasanah sendiri menjadi korban mutilasi yang dilakukan oleh seorang pria bernama Rohmat Tri Hartanto asal Tulungagung. Jenazah Uswatun Hasanah sendiri sempat dibuang di sejumlah kota Jawa Timur, pada awal tahun 2025 yang lalu.

Ketika ditemukan di dalam koper, jasad korban tidak lengkap. Bagian kepala dan kaki korban hilang.

Belakangan, bagian kepala korban ditemukan di Kabupaten Trenggalek, sedang kaki korban ditemukan di Kabupaten Ponorogo. (Suk)