PAMEKASAN – Sejumlah petani yang berada di wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa timur, Jumat (21/10/2022) mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi jenis Urea di pasaran.
Selain itu, para petani juga menjerit terkait harga pupuk subsidi Urea di pasaran yang relatif tinggi yakni mencapai Rp145.000,00.
Kelangkaan pupuk yang dirasakan para petani ini terjadi di wilayah Kecamatan Pakong dan Waru sejak awal bulan.
“Sejak sebulan terakhir keberadaan pupuk subsidi langka mas, khususnya di wilayah utara Pamekasan, seperti di Kecamatan Pakong dan Waru,” terang Fadliyah, petani asal Kecamatan Pakong.
Akibat sulitnya pupuk tersebut, para petani rela mencari pupuk di luar kecamatan meski dengan terpaksa mengeluarkan ongkos lebih besar untuk membeli pupuk nonsubsidi yang harganya relatif tinggi dibanding pupuk subsidi.
“Hingga hari ini pupuk Urea di pasaran bukan langka lagi tetapi sudah tidak ada, mas. Sampai saya ngecek ke kios dan distributornya bilang, sementara ini tidak ada kiriman begitu,” paparnya.
Para petani menilai, kios dan distributor ada permainan untuk menyulitkan pupuk agar stok pupuk langka sehingga harga bisa mahal saat petani butuh.
“Hal ini sama dengan tahun kemarin, mas. Ujung-ujungnya nanti ada tapi mahal harganya, jauh dari harga eceran tertinggi,” ungkap Fadliyah.
Menurutnya, tidak hanya para petani di Kecamatan Pakong yang merasakan sulitnya pupuk, para petani di kecamatan lain juga mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi.
“Di pasaran saat ini yang ada hanya jenis Ponska. Sementara untuk jenis pupuk SP 36 juga relatif sulit, hanya saja untuk jenis Urea justru tidak ada sama sekali,” pungkasnya.
Para petani berharap pemerintah segera memberi solusi, apalagi ditengah kelangkaan pupuk para petani juga dipusingkan dengan kenaikan harga BBM.
Sementara, pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pamekasan membantah terkait adanya kelangkaan pupuk subsidi di wilayah Pamekasan karena hingga hari ini stok pupuk masih aman dan mencukupi.
“Kita tidak bisa berbicara langka karena kenyataannya stok pupuk Urea di Pamekasan masih 7.000 ton dan NPK Ponska masih 4.000 ton, yang perlu kita kawal adalah agar pupuk yang ada ini bisa sampai kepada para petani dan anggota kelompok tani tidak ada penyimpangan dalam distribusinya,” ungkap Ajib Abdullah Kepala DKPP Pamekasan.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada para petani agar bergabung dengan Kelompok Tani sehingga bisa mendapatkan Pupuk Subsidi dan masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK).(riz)