spot_img
Sabtu, Oktober 12, 2024
Beranda Regional Aceh Polres Aceh Timur Cek Tumpahan Minyak di Perairan Selat Malaka

Polres Aceh Timur Cek Tumpahan Minyak di Perairan Selat Malaka

140

Banda Aceh – Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur menyatakan telah mengecek laporan terhadap gelembung atau tumpahan minyak yang bocor dari sumur PT Pertamina. Tumpahan ini tertemukan di perairan Selat Malaka, lepas pantai Kuala Idi, Aceh Timur.

“Kami telah mengecek apakah ada tumpahan minyak sampai ke darat atau tidak. Setelah mengecek, belum terlihat ada tumpahan minyak menyebar ke wilayah pantai,” kata Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro. Pernyataan ini tersampaikan melalui Kepala Satuan Polisi Air, Iptu Zainurrusydi di Aceh Timur, Kamis (2/9/2021).

Berdasarkan laporan nelayan, kata Iptu Zainurrusydi, kebocoran sumur minyak tersebut terjadi sejak 8 Agustus lalu. Ini terjadi di sekitar 28 sampai 30 mil laut dari pintu masuk Kuala Idi.

“Informasi kami terima, pihak Pertamina juga sudah menanganinya. Kami juga tidak terlibat untuk ke lokasi. Akan tetapi, kami hanya patroli saja di seputaran pantai wilayah Idi untuk mengecek apakah ada tumpahan minyak hingga ke darat atau tidak,” kata Iptu Zainurrusydi.

Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera, Yudy Nugraha, mengatakan adanya gelembung gas dengan sebaran oil sheen atau lapisan tipis minyak di permukaan laut di perairan Selat Malaka lepas Pantai Kuala Idi. Tim Penanganan Keadaan Darurat (PKD) Pertamina EP Field Pangkalan Susu telah melakukan berbagai upaya penanganan. Seperti pengecekan lokasi, memetakan sebaran lapisan tipis minyak, dan mencari sumber munculnya gelembung gas.

“Indikasi gelembung gas berasal dari sumur H-4 Langsa Offshore yang berlokasi sekitar 30 mil laut dari pantai Kecamatan Kuala Idi. Sumur tersebut dulu terkelola oleh Technical Assistance Contract Blue Sky dan telah tutup sejak November 2017,” kata Yudy Nugraha.

PEP Pangkalan Susu sampai saat ini telah mengerahkan 13 kapal untuk membersihkan lapisan tipis minyak. Pembersihan terlaksana dengan menggunakan oil boom atau alat untuk melokalisir sebaran film minyak di air dan oil skimmer atau alat untuk memisahkan minyak di air.

“Selain itu juga ada ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk melihat penyebab munculnya gelembung gas di bawah laut. Saat ini, penanganan sedang berjalan dan terlaksana dengan cepat dan intensif. Ini tetap mengutamakan keselamatan kerja,” kata Yudy Nugraha.

Meskipun sudah tertangani, pihaknya terus memantau. Khususnya melakukan pemantauan melalui udara dan satelit mengikuti model tumpahan minyak serta melakukan pengecekan langsung di pesisir pantai.

“Hingga hari ini lapisan tipis minyak tidak mengarah ke daratan dan sudah berhasil terlokalisir. Kami juga terus berkoordinasi dengan para pihak terkait menangani masalah ini,” kata Yudy Nugraha. (Antara/mhsa/edzl)