Adana, Turki – Polisi Turki telah menggunakan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di luar Pangkalan Udara Incirlik, yang juga menjadi tempat penempatan pasukan Amerika Serikat di Turki. Kejadian bentrokan terjadi pada hari Minggu (5/11) ketika ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina berusaha memasuki pangkalan tersebut.
Protes di Incirlik merupakan bagian dari konvoi yang dimulai dari Istanbul pada hari Jumat (3/11) dan telah menempuh jarak sekitar 940 kilometer. Pada hari Minggu, ratusan kendaraan tiba di Incirlik, di mana banyak orang berkumpul untuk mendengarkan pidato yang disampaikan.
Para pengunjuk rasa menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina dengan mengibarkan bendera Turki dan Palestina serta memegang plakat. Acara konvoi dan demonstrasi ini diorganisir oleh kelompok bantuan IHH yang dituduh memiliki hubungan dengan Hamas, kelompok yang beroperasi di Gaza.
Sejak Israel melancarkan operasi militer di Gaza, telah terjadi banyak protes yang mendukung warga Palestina. Demonstrasi juga telah terjadi di luar misi diplomatik Israel di Istanbul dan Ankara, yang menyebabkan Israel menarik stafnya dari Turki.
Korban tewas dalam perang antara Israel dan Hamas telah mencapai angka yang tragis, dengan lebih dari 9.448 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas. Di Tepi Barat yang diduduki, lebih dari 140 warga Palestina tewas akibat kekerasan dan serangan Israel. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga melaporkan bahwa 72 anggota stafnya tewas dalam konflik tersebut.
Di sisi lain, lebih dari 1.400 orang di Israel tewas, sebagian besar di antaranya akibat serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang memicu konflik, dan 242 orang disandera oleh kelompok militan Gaza. Sejak Rabu (1/11), sekitar 1.100 orang telah meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah berdasarkan kesepakatan antara Amerika Serikat, Mesir, Israel, dan Qatar, yang bertindak sebagai perantara dengan Hamas.