Kediri – Para petani buah sirsak di lereng Gunung Kelud, Kabupaten Kediri tengah dihadapkan dengan ancaman serangan hama kutu kebul dan cabuk. Hama ini menghisap sari pati tanaman mulai dari daun, bunga dan buah yang mengakibatkan kualitas produk sirsak menurun.
Para petani buah sirsak di Desa Wonorejo Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri sedang mengikuti pelatihan pembuatan insektisida alami yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) setempat. Pemanfaatan jamur metarisium dari agen hayati dikembangkan melalui media nasi untuk mengendalikan hama kutu kebul dan cabuk yang menyerang tanaman sirsak.
Belakangan ini, serangan dua jenis hama pertanian ini menyerang tanaman sirsak petani. Dari pengamatan sementara Dispertabun, serangan sudah mencapai 10 persen. Meskipun begitu karena sifat penyebaran hama ini sangat cepat maka harus segera diatasi.
Ir. Karno, Penyuluh Pertanian Lapangan Plemahan mengungkapkan, sistem kerja jamur metarisium dengan menginfeksi hama sehingga 4-7 hari hama akan mati. Sementara itu, keunggulan dari jamur metarisium ini sangat mudah dikembangkan petani serta bersifat saprofit sehingga tidak memiliki dampak terhadap lingkungan.
Desa Wonorejo Trisulo menjadi sentra tanaman sirsak Kabupaten Kediri dengan potensi mencapai 4 ton per hari di masa panen raya. Desa di lereng Gunung Kelud ada 100 hektar lahan tanaman buah sirsak dan lebih 200 hektar tanaman buah nanas. (me)