Penandatanganan Perjanjian Oleh Indonesia Investment Authority (INA)

194

Jakarta – Perjanjian antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Toll Road menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam mewujudkan pembiayaan pembangunan melalui sumber alternatif selain utang (non-APBN).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembentukan INA adalah sebuah momentum penting bagi Indonesia. Creative financing dikembangkan melalui platform kredibel agar Indonesia bisa bekerjasama dengan investor dari berbagai sumber. Dengan tata kelola yang mengikuti standar internasional, INA diharapkan akan mampu menarik investasi ekuitas yang bersifat jangka panjang. Dengan demikian, hal ini akan memberikan tambahan stabilitas bagi pembangunan di Indonesia.

Menkeu menjelaskan bahwa pada tahun lalu ina menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membentuk platform investasi dalam bentuk konsorsium dengan komitmen investasi mencapai USD3,7 miliar untuk investasi di berbagai area jalan tol dengan mitra strategis global. Mitra strategis global tersebut yaitu ADIA yang merupakan sovereign wealth fund milik United Arab Emirates, APG Lembaga Pengelola Dana Pensiun Belanda, dan CDPQ Lembaga Pengelola Dana Pensiun Kanada.

Penawaran investasi atas aset BUMN juga dijalankan, khususnya untuk jalan tol Trans Sumatera dan jalan tol Trans Jawa. INA bersama-sama dengan mitra strategis investornya telah melakukan evaluasi dan diskusi untuk melihat potensi investasi dari aset-aset jalan tol di Sumatera dan jalan tol di Pulau Jawa.

Penandatanganan perjanjian induk antara INA dengan PT Hutama Karya dilakukan untuk investasi di tiga ruas tol Trans-Sumatera yaitu Medan-Binjai sepanjang 17 Km, Bakauheni-Terbanggi besar sepanjang 141 Km, dan Terbanggi Besar- Pematang Panggang dan Kayuagung sepanjang 189 Km. Sementara itu, untuk perjanjian INA dengan Waskita Karya ada di dua ruas tol Trans Jawa yaitu Kanci-Pejagan sepanjang 35 Km dan Pejagan-Pemalang sepanjang 58 Km.(red)