KEDIRI, MADUTV – KPU Kabupaten Kediri menggelar Debat Publik Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kediri tahap pertama, Bagi Dua pasangan No Urutan 1, Deny Widyanarko – Mudawamah dan No urut 2, Hanidhito Himawan Pramana – Dewi Mariya Ulfa, di Insumo Kediri Convention Center (IKCC), pada Kamis (24/10/2024) malam.
Debat Pertama ini KPU Kabupaten Kediri menghadirkan lima panelis yang kredibel dari berbagai bidang.
Panelis-panelis tersebut adalah:
Mochamad Adnan Magribi Sahril Azhar, Peneliti Sidikasi Pemilu dan Demokrasi.
Taufiq Al Amin, Akademisi sekaligus Ketua LP2 IAIN Kediri.
Deasy Wulandari, Dosen Universitas Negeri Jember.
Kurniawan Muhammad, Direktur Utama Radar Kediri.
Jarotd Hermasyah, Dosen Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Debat Sesi Pertama Visi Misi Paslon Pasangan No Urut 01, Denny dan Mudawammah menuturkan:
Kami berdua putra asli daerah dan tumbuh berkembang di Kabupaten Kediri setiap hari kita berinteraksi bergelut dengan masyarakat. Sehingga mendengar apa yang menjadi keluhan masyarakat, apa yang menjadi kesulitan penderitaan masyarakat dan menangkap apa yang menjadi harapan masyarakat.
Visi kami Kediri mandiri maju sejahtera dan berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut kita akan mewujudkan dalam bentuk program unggulan, salah satu bentuk program unggulan pembangunan dusun sebesar 300 sampai 500 juta dusun per tahun.
Program ini diharapkan dusun se-Kabupaten Kediri dapat menjadi dusun yang maju. Program pembangunan ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk kegiatan pembangunan baik pembangunan fisik dusun, mendorong kegiatan ekonomi masyarakat baik, pertanian peternakan, UMKM dan perikanan.
Dengan kekuatan APBD Kabupaten Kediri 3,6 triliun maka program dana pembangunan dusun sebesar 300 sampai 500 juta per dusun pertahun sangat mungkin kemudian dilaksanakan.
Pasangan No Urut 2, Hanindito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa menyampaikan:
Selama tiga tahun setengah, kami diberikan mandat oleh masyarakat. Kami sudah menjalankan beberapa program. Ada yang ngomong kami tidak punya program, kami sampaikan kami punya bukti.
Yang pertama terkait profesionalitas ASN sebelum bicara pemerintah desa, pemerintah kabupaten harus kuat. Maka program Panji Corporate University. Sahaja adalah sistem pelayanan kependudukan Satu Hari Jadi.
Yang berikutnya kesehatan karena kami tidak akan membicarakan visi misi, kami kuatkan dalam program UHC. Lalu Puskesmas rawat inap kita bangun 7 Puskesmas rawat inap dan poli sore. Kami mendidik masyarakat, bahwa pendidikan itu adalah investasi yang paling mahal.
Sampai dengan hari ini kami membangun sekolah SMA Dharma Wanita Boarding School. Guru Madin sebanyak 8.700 penerima intensif, masih ada 15.000 lagi yang akan kita berikan insentif. GTT dan PTT ini tidak mungkin kalau tidak kita sejahterakan yang mendidik bangsa adalah mereka.
Lapangan pekerjaan baru kami akan membuka 30.000 lapangan pekerjaan baru dengan cara Perda RT RW dan Peraturan Bupatiu terkait kawasan peruntukan industri. UMKM kami punya binaan, kami sudah terbukti tidak blenjani”.
Materi Debat
Tema debat pertama terkait pendidikan terjadi kesenjangan digital, langsung berlangsung memanas. Paslon No Urut 1, Deny mengklaim dirinya akan memberikan solusi berupa pemasangan wifi di setiap dusun.
Namun Dhito memastikan menghindari kesenjangan antar siswa tinggal dimanapun, pada setiap sekolah akan terpasang wifi.
Tema kedua terkait aduan masyarakat, suasana makin memanas. Saat Dhito menjelaskan melalui layanan Halo Masbup. Dimana terdapat 15 ribu aduan dan telah terselesaikan mencapai angka 98%. Layanan ini juga telah terintegrasi dengan semua dinas. Kemudian pada Desember nanti, akan diresmikan Mall Pelayanan Publik.
Denny pun menanggapi bahwa masyarakat Kabupaten Kediri bukan mesin, yang harus ditoto dan ditoto. Perlu pemimpin yang turun, memastikan apakah benar-benar bisa menyerap aspirasi masyarakat. Kemudian memberikan konsultan kepada para pengusaha yang membutuhkan izin tambahan.
Pada Materi debat Keseninan dan Budaya calon bupati Deny Widyanarko mengakui dan mengapresiasi keberhasilan Hanindhito Himawan Pramana di bidang kebudayaan.
Di sesi ini Mas Dhito telah berhasil mematenkan makanan tradisional getuk lindri, nasi thiwul dan pecel tumpeng, juga seni wayang krucil dan tiban itu juga kami patenkan, itulah komitmen kami di kebudayaan.
“Kalau kita bicara tentang nasi tiwul dan sebagainya itu bagus bagaimana itu kita dorong ke depan. Ya harus kalau bagus-bagus, kita dorong ke depan,” ucap Deny.
Usai Debat Para Paslon memberikan pernyataan kepada para media.
Paslon No Urut 1, Denny mengkritik pemerintahan selama dipegang Dhito dan Dewi, hanya memberitakan terkait keberhasilan.
“Selama ini kita di framing dengan keberhasilan-keberhasilan, dalam debat ini kita bongkar sebenarnya keberhasilan itu seperti katak dalam tempurung. Maksudnya, keberhasilannya dibanding dengan daerah sebelah kita masih kalah jauh,” ucapnya.
Terkait debat di segmen lima, sempat ada pertanyaan soal konflik interest.
“Saya bingung maksudnya, saya kan bukan pemilik Tajimas. Jadi yang ditanyakan itu tidak nyambung. Saya tegaskan dulu di perusahaan saya dimana-mana itu, tidak pernah memandang itu saudara saya. Saya nanti kalau jadi Bupati, saya akan sandarkan dengan profesionalisme. Kabupaten Kediri ini harus punya orang yang tepat, orang yang punya kemampuan untuk bisa mendorong agar Kabupaten Kediri ini menjadi hebat,”jelasnya.
Deny pun menegaskan, jika dalam dua tahun tidak mampu menjalankan program telah dijanjikan, menyatakan siap mundur.
“Program pembangunan 300 sampai dengan 500 juta rupiah, kita juga sampaikan. Yang kedua ada bentuk tanggung jawab saya. Bagaimana kalau program dalam 2 tahun tidak jalan, saya siap mundur. Seorang pemimpin harus punya integritas, kalau program utama tidak jalan saya mundur,”pungkasnya.
Paslon No Urut 2, Hanidhito Himawan Pramana
Mas Dhito menuturkan, terkait debat yang sempat memanas dalam proses demokrasi perbedaan pilihan itu biasa, tapi pada hakikatnya tidak ada lawan politik bagi saya. Karena malam ini Pak Deny adalah kawan politik saya, jadi hari ini mungkin kita beda pilihan. Tapi pasca Pilkada, InsyaAllah dan saya yakin kami tetap bersahabat,” jelasnya.
Dhito pun menegaskan bahwa dirinya tidak punya niatan untuk merusak hubungan karena politik. Dia pun juga menilai debat diselenggarakan KPU telah berjalan dengan cukup baik.
“Kami tidak akan pernah merusak hubungan karena berpolitik. Tadi tema debat saya rasa KPU juga sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Terima kasih KPU dan yang tidak kalah penting saya berterimakasih kepada para ketua partai pengusung dan pendukung yang telah men-support di periode yang akan datang,” terangnya.
Sementara itu Ketua KPU Kabupaten Kediri, Nanang Qosim, menegaskan debat publik merupakan bagian dari Pilkada serentak 2024. Debat ini menjadi ruang bagi calon memaparkan visi misi, sesuai amanah PKPU No. 13 Tahun 2024.
Nanang menghimbau masyarakat Kediri memilih berdasarkan kesadaran visi misi. Menurutnya, pilihan yang baik lahir dari pemahaman, bukan dari ajakan atau dorongan pihak lain.
Selain itu, Nanqos menggaris bawahi pentingnya Pilkada damai sebagai sarana integrasi bangsa. “Kita ingin Pilkada Kediri menghasilkan pemimpin yang mampu membangun daerah menjadi lebih baik,” ungkapnya, Kamis (24/10/2024).
Nanang juga mengingatkan pentingnya kompetisi yang sehat dan tanpa ujaran kebencian. “Untuk menang, cukup buktikan program unggulan, tidak perlu menjatuhkan calon lain,” pesannya kepada para pasangan calon.
Nanang membeberkan, KPU Kabupaten Kediri telah menetapkan jadwal untuk debat publik kedua, yang akan diselenggarakan pada 12 November 2024 di Gedung Bagawanta Bhari, Kabupaten Kediri.
“Debat kedua akan kami selenggarakan pada 12 November 2024, di Gedung Bagawanta Bhahari, Kabupaten Kediri,” pungkas Nanang.
Meskipun debat berlangsung dengan lancar dan penuh argumen tajam, acara ini menuai kritik tajam dari beberapa kelompok masyarakat, khususnya penyandang disabilitas. Kritik muncul karena tidak disediakannya penerjemah bahasa isyarat maupun subtitle yang memungkinkan kelompok tunarungu untuk mengikuti jalannya debat.
Sayang Debat pertama, KPU Kab tidak menyediakan penerjemah bahasa isyarat maupun subtitle untuk kelompol tunarungu untuk mengikuti jalan debat. Dan para pendukung ke dua paslon tidak tertib (bersorak, menyelah) ketika paran paslon berbicara dalam debat.(Ef)