Viral, Anak Kambing diajak Pemiliknya Nobar Karnaval

252

BANYUWANGI – Kisah luar biasa ini terjadi dalam pagelaran karnaval di Desa Sempu, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Minggu lalu. Sebuah pemandangan yang tak biasa mengundang perhatian publik ketika seorang penonton hadir dengan membopong anak kambingnya. Kejadian ini terekam oleh kamera warganet dan dengan cepat menjadi viral di media sosial. Namun, dibalik keunikan tersebut, terungkap kisah mengharukan sang pemilik yang penuh perhatian terhadap anak kambing tersebut.

Video amatir yang diambil oleh warganet merekam momen seorang wanita yang dengan tenang membopong anak kambing di pelataran karnaval Desa Sempu. Aksi ini mendapat perhatian luas dan menjadi perbincangan hangat di dunia maya, karena dinilai sebagai hal yang tidak biasa.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh awak media, diketahui bahwa pemilik anak kambing tersebut adalah pasangan suami istri yang berasal dari Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Mereka bernama Subandi dan Supin. Dengan penuh kasih sayang, Subandi menggendong anak kambing yang baru berusia sebulan, seperti menggendong anak sendiri, saat menyaksikan karnaval di Desa Sempu.

Ternyata, Subandi tidak pernah menduga bahwa aksinya ini akan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Menurutnya, ia hanya ingin memastikan anak kambing yang ia beri nama Temu merasa aman dan nyaman. Kambing tersebut sering menangis jika ditinggal sendirian di rumah, itulah sebabnya Subandi dan istrinya bergantian membopong Temu sambil menikmati karnaval.

Subandi mengungkapkan alasannya membawa Temu karena ia sangat khawatir akan kesepian anak kambing tersebut. Dalam video pendek yang menjadi viral, terlihat Subandi dan istrinya bergantian membopong Temu dengan penuh kasih sambil menikmati kemeriahan karnaval.

Tidak hanya Temu, Subandi juga mengungkapkan bahwa ia merawat empat kambing lainnya dengan penuh kasih sayang sejak usia dini. Mereka diberi perlakuan istimewa, termasuk pemberian nama yang khusus untuk masing-masing. Karena cintanya yang mendalam terhadap kambing-kambing tersebut, Subandi dan istrinya tidak berniat untuk menjualnya. Mereka merasa terlalu sayang dan enggan berpisah dengan para kambing yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.