Tagih Uang Wastafel, Ratusan Rekanan dan Pekerja Demo di Pendapa Bupati Jember

94

Jember – Raturan orang rekanan pengadaan proyek mandor dan para pekerja menggelar demo di depan Pendapa Wahyawibawagraha atau Pendapa Bupati Jember, Selasa (22/2/2022).

Mereka menyuarakan satu tuntutan pencairan uang proyek pengadaan bak cuci tangan (wastafel) tahun 2020. Mereka membawa poster yang menyuarakan tuntutan mereka. Rekanan itu merupakanan rekanan yang selama beberapa waktu terakhir menagih janji Pemkab Jember terkait pencairan uang proyek pengadaan di tahun 2020. Ada sekitar 176 orang rekanan yang bersama dirinya menggelar aksi karena pekerjaan belum dibayarkan.

Iswahyudi mencontohkan badan usahanya sendiri, lelaki yang berkantor di Kecamatan Gumukmas itu mengerjakan wastafel untuk delapan sekolah dasar (SD). Setiap SD antara lima hingga enam wastafel. Nilai proyek milik CV-nya sebesar Rp 216 miliar.

Mereka menuntut ada kebijakan Pemkab Jember supaya pekerjaan mereka dibayar atau dicairkan.

Selama menggelar aksi di depan Pendapa Bupati Jember, tidak ada seorang pejabat pun yang menemui mereka. Akhirnya sampai bubar para pendemo tidak ditemui pejabat Pemkab Jember.

Mereka pun mendirikan posko di depan Pendapa Bupati Jember. Menurut Iswahyudi, posko tersebut merupakan posko pengaduan rekanan yang proyeknya belum dibayarkan. Mereka bisa menyampaikan kendala, kenapa proyek mereka belum dibayarkan.

Mereka ini merupakan pihak yang menyediakan wastafel banyak lembaga di Kabupaten Jember saat awal pandemi yang terjadi di tahun 2020. Wastafel dipasang di lembaga, seperti sekolah, pondok pesantren, juga markas TNI. Namun hingga 2020 selesai, sejumlah rekanan belum mendapatkan pembayaran atas pekerjaan mereka.

Namun, dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ada beberapa temuan, yang oleh auditor disebut janggal. Ada beberapa laporan pertanggungjawaban yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Di dalamnya, ada proyek pengadaan wastafel yang nilainya sekitar Rp 31 miliar. Dan BPK tidak merekomendasikan anggaran itu dibayarkan, akibatnya Bupati Jember Hendy Siswanto tidak berani membayarkan proyek tersebut. (red)