Warga Pamekasan Madura Lestarikan Tradisi Nenek Moyang Dengan Menggelar Rokat Sumur Keraton Gayam

618

PAMEKASAN – Warga Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa timur, melakukan Rokat atau tasyakuran di area sumur peninggalan Keraton Gayam Aryo Menak Senoyo di Dusun Gayam, Desa Proppo, Pamekasan, Sabtu (12/11/2022).

Tradisi turun-temurun setiap tahunnya ini dilakukan di area sumur Keraton Gayam, Bidadari Keputren, sumur tempat minum kuda peninggalan Ratu Ghejem, pada hari Jumat legi, saat memasuki musim hujan tiba.

Acara Rokat atau doa bersama di area tiga sumur peninggalan Keraton Gayam, para warga sembari membawa sejumlah makan dan keminyan yang di letakan di area sumur dengan beralaskan daun pisang.

Ketua Pemangku Adat Bujuk Gayam Aryo Menak Senoyo, K. Miftah menyampaikan tasyakuran bersama yang kami laksanakan ini sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat, kesehatan, kemudahan rejeki, dijauhkan dari musibah, kelancaran usaha, dan kesuksesan dalam berusaha.

“Rokat ketiga sumur peninggalan Keraton Gayam yang masih bisa dinikmati airnya hingga saat ini, merupakan acara awal sebelum sumur ini dibersihkan agar berjalan dengan lancar tanpa ada halangan,” kata K. Miftah, Ketua pemangku adat Keraton Gayam Aryo Menak Senoyo.

Menurutnya, ketiga sumur sisa dari Putri Keraton Gayam ini memilik sumber mata air paling besar di kawasan Proppo, Pamekasan, ini dulunya sempat menjadi sumber air utama bagi warga sekitar.

Selain itu, ketiga mata air dari sumur kramat itu dipercayai warga setempat bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit di luar medis, bila air dari ketiga sumur itu di campur maka sudah menjadi air payau atau air obat dan bila disatukan dengan 7 air keraton lainnya akan menjadi sempurna.

“Dari ketiga sumur ini pada saat saat tertentu mengeluarkan air obat atau yang dikenal dengan air taber. Air taber yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit dan bagi yang memiliki hajat tertentu akan segera terkabul,” ungkapnya.

Namun menurut K. Miftah, seiring dengan kemajuan zaman, peningkatan taraf hidup dan ekonomi masyarakat serta banyaknya pembangunan khususnya pengeboran air minum di setiap rumah penduduk, di area sumur tersebut membuat ketergantungan kebutuhan air masyarakat kepada sumur ini sudah hampir tidak ada lagi. Akan tetapi, bersama masyarakat sekitar tetap merawat sekaligus melestarikan keberadaan ketiga Sumur peninggalan Ratu Gayam Aryo Menak Senoyo.

Menurut cerita para leluhur, warga setempat yang sering melakukan Tirakat mengungkapkan, ketiga sumur yang dibuat pertama kali dari Ratu Gayam untuk mecukupi air bersih warga sekitar saat musim kemarau karena wilayah Desa Proppo merupakan dataran tinggi yang dulunya sulit untuk mencari air bersih.

Tradisi rokat ketiga Sumur Keraton tersebut, Ketua Pemangku Adat Keraton Gayam mempersilahkan kepada semua masyarakat yang membutuhkan mata air tersebut secara gratis. Hal itu sebagai amal dari leluhur dengan harapan semoga mendapatkan keridhoan dan syafaat dari Rasulullah SAW sehingga apa yang telah dihajatkan dikabulkan oleh Allah SWT.

“Semoga dengan kepedulian kita semua dalam melestarikan adat dan budaya Madura ala kerjaan Majapahit dapat terus Istiqomah, sehingga peninggalan para leluhur yang masih ada dapat terus bisa dilestarikan, digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” tandasnya.(riz)