Viral Di Medsos Film Dokumenter ‘Dirty Vote’, Inilah Tokoh Yang Terlibat

233
Tiga ahli hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, turut tampil dalam film dokumenter Dirty Vote.

Jakarta, MADU TV – Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah penayangan perdana, film dokumenter “Dirty Vote” telah menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Bahkan, topik terkait film dokumenter ini telah menjadi trending topik di media sosial. Film ini dirilis pada Minggu (11/2/2024) dan mengungkapkan instrumen kekuasaan yang digunakan dalam pemilu kali ini. Tiga ahli hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, turut tampil dalam film dokumenter ini.

Ada tiga tokoh utama yang mengungkap desain kecurangan dalam pemilu, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya menjelaskan bagaimana berbagai instrumen kekuasaan digunakan untuk memenangkan pemilu, meskipun prosesnya melanggar dan merusak tatanan demokrasi.

Bivitri Susanti menyatakan bahwa film ini merupakan rekaman sejarah tentang rusaknya demokrasi di negara ini, di mana kekuasaan disalahgunakan secara terbuka oleh orang-orang yang terpilih melalui demokrasi itu sendiri. “Sikap publik menjadi penting dalam sejarah ini. Apakah praktik lancung ini akan diamkan sehingga demokrasi yang semula berorientasi pada kekuasaan belaka akan menjadi normal yang baru?” ujarnya pada Minggu (11/2).

Sementara itu, Feri Amsari menekankan bahwa esensi pemilu adalah rasa cinta tanah air. Baginya, membiarkan kecurangan merusak pemilu sama saja dengan merusak bangsa ini.

Film dokumenter “Dirty Vote” disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, merupakan film keempat yang disutradarainya mengambil momentum pemilu. Dandhy sebelumnya meluncurkan film “Ketujuh” pada 2014, yang merayakan kehadiran Jokowi sebagai sosok pemberi harapan baru. Pada 2017, ia juga menyutradarai “Jakarta Unfair” menjelang Pilkada DKI Jakarta, dan dua tahun kemudian, film “Sexy Killers” membongkar jaringan oligarki pada pemilu 2019.

Dandhy berharap bahwa “Dirty Vote” akan menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu. Diharapkan film ini dapat mendidik publik dan memicu banyak ruang serta forum diskusi menjelang hari pemilihan yang krusial dalam tiga hari ke depan.