Usaha Kripik di Masa Pandemi Covid-19 Terus Berkembang

141

Probolinggo – Usaha kecil menengah kripiik di Probolinggo di tengah pandemi Covid-19 sangat berdampak sekali. Namun, mereka tetap tak putus asa dengan tetap bertahan justru usahanya terus berjalan meski penjualanya hanya melalui padagang di pasar dan warung warung kecil.

Nurhadi, warga Kelurahan Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo setiap harinya menghabiskan waktunya untuk menjalankan usahanya di tengah pandemi Covid-19 sebagai usaha kripik pisang dan tales dengan di bantu beberapa tetangga yang dipekerjakan.

Usaha yang di gelutinya berawal dari ilmu yang ia miliki dalam usaha kripik pisang dan tales. Saat itu ia mencoba membuat kripik pisang dan tales dengan modal pas-pasan.

Namun, dengan berjalanya waktu usaha kripik rumahan ini kian berkembang dan mulai di lirik pembeli. Sehingga ia fokus untuk usahanya kripik itu. Sebelumnya ia bekerja sebagai tenaga lepas di suatu perusahaan. Lantaran usahanya mulai berkembang ia lebih memilih meninggalkan pekerjaanya dan lebih memajukan usaha kripik pisang dan kripik tales yang dijalankan hingga saat ini.

Sementara untuk pembuatan kripik terbilang sederhana. Mulai buah pisang dan buah tales dibersihkan kemudian dikupas lalu diiris bulat dan dicuci bersih. Setelah itu, baru mulai proses penggorengan. Hanya cukup menggunakan dua wajan sebagai alat penggorengan. Satu untuk pemanas saja, baru kemudian dipindah ke wajan satunya untuk proses penggorengan terkahir.

Tak butuh waktu lama, hanya sekitar lima menit saja kripik pisang dan kripik tales sudah matang. Karena dengan suhu api normal hasil penggorengan kripik terlihat warna ke kuningan dan siap dibungkus dengan plastik.

Dalam satu bungkus plastik kripik pisang dan kripik tales mulanya dijual dengan harga lima ribu rupiah. Bahkan, di rumahnya sendiri banyak didatangi pelanggan yang menyukai kripiknya. hampir setiap hari pelangganya membeli kripik pisang tersebut karena buatan kripik yang diolah oleh Nurhadi beda dengan kripik lainya, selain renyah juga enak dinikmati.

Ali salah satu pelanggan kripik pisang mengatakan, selain dikonsumsi sendiri juga untuk oleh-oleh saudaranya di luar kota.

Setiap hari Nurhadi memasarkan kripik pisangnya di pasar-pasar dan warung kecil. Bahkan, istrinya juga membantu pemasaranya melalui teman kerjanya. Setiap hari ia bisa meraup keuntungan bersih sekitar dua sampai tiga ratus ribu rupiah.

Ia berharap, usaha yang digelutinya bisa berkembang dan dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Selain itu masyarakat sekitar sekaligus menjadi media untuk dapat menggali potensi ekonomi kreatif di desanya melalui usaha kripik pisang dan kripik tales buatanya. (as)