TULUNGAGUNG – Jalur Pansela Ditargetkan Selesai 5 Tahun Kedepan Sehingga Percepatan Perekonomian Akan Berdaya Saing Lebih Tinggi Dengan Wilayah Utara
Dalam kunjungannya di Tulungagung, Gubernur Jawa Timur, meninjau progres pembangunan jalur Pantai Selatan, Pansela, di Tulungagung, dan saat ini, tinggal 214 kilometer yang belum tersentuh pembangunan. Pembangunan jalur Pansela, atau Jalur Lintas Selatan, JLS, ini, sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah, RPJMD, Jawa Timur, untuk menyetarakan perkembangan ekonomi selatan dengan sisi utara.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam kunjungan kerjanya di Tulungagung, Minggu siang, melakukan peninjauan progres pembangunan jalur Pansela di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, yang tak jauh dari wisata alam Pantai Klatak. Dalam kunjungannya, Khofifah, didampingi Bupati Tulungagung, mendengarkan paparan dari PLH Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, BBPJN, Jawa Timur-Bali, tentang capaian pembangunan Pansela.
Pihak BBPJN Jawa Timur-Bali, saat ini tengah melaksanakan 4 paket pekerjaan pembangunan yang dibiayai Islamic Development Bank, ISDP, yakni lot 6 di Trenggalek hingga batas Tulungagung, lot 7 mulai batas Tulungagung-Serang, Kabupaten Blitar, hingga batas Kabupaten Malang, lot 8 Jember, dan lot 9 di Malang. Sedangkan lot 8 di Jember, dan lot 9 di Malang, juga sudah berjalan, kemudian yang lot 8, progres sudah jalan 42 persen.
Selain dari pembiaayaan ISDP, pemerintah juga memanfaatkan dana APBN, meskipun ruas yang di bangun sangat terbatas, karena harus menyesuaikan dengan kemampuan keuangan negara, yakni hanya 6 kilometer, 2 kilometer.
Saat ini, dari ruas sepanjang 684 kilometer, terdapat 214 kilometer yang belum tersentuh pembangunan, dan rencananya ruas tersebut, akan diusulkan, untuk masuk dalam program pembangunan secara bertahap, mulai 2021 mendatang. Pembangunan jalur Pansela yang memiliki panorama indah laut selatan ini, ditargetkan akan selesai selama 5 tahun ke depan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan pembangunan jalur Pansela ini, sejalan dengan RPJMD Jawa Timur, untuk menyetarakan perkembangan ekonomi selatan dengan sisi utara. Sehingga dengan kelancaran konektivitas di antara daerah di sisi selatan Jatim, diharapkan tidak lagi terjadi kesenjangan perekonomian antara dua daerah tersebut, dan dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi masyarakat selatan Jawa Timur.
Pemprov Jawa Timur, menjadikan tiga area yang menjadi fokus Perpres Nomor 80 Tahun 2019, dan salah satunya adalah Selingkar Wilis. Sehingga JLS ini, akan menjadi satu kesatuan dari maksimalisasi percepatan pembangunan ekonomi di Selingkar Wilis, dan menjadi bagian penting dari format RPJMD, dalam pembangunan berbasis kewilayahan.