TRENGGALEK – Pembangunan JLS Dikebut, Trenggalek Akan Punya Tempat Wisata Baru
Pembangunan jalur lintas selatan (JLS) di wilayah penghubung Trenggalek dan Tulungagung kini mulai dikebut pekerjaannya. Proyek tersebut menelan anggaran ratusan miliar dengan durasi 3 tahun. Selain itu kedepannya trenggalek akan memiliki tempat wisata baru jika rest area sudah jadi.
Pemerintah mengebut proyek pembangunan jalur lintas selatan(JLS) di wilayah Trenggalek dan Tulungagung. Ditargetkan kedua daerah akan tersambung dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, dengan menelan anggaran 471 miliar rupiah.
Selain itu Trenggalek juga akan ada rest area yang bisa manjadi tempat wisata baru, dari rest area bisa melihat keindahan teluk Prigi Trenggalek dan laut di Kabupaten Tulungagung.
Wakil gubernur jawa timur emil elestianto dardak, mengatakan pemerintah pusat saat ini tengah mengerjakan proyek pembangunan JLS sepanjang 18 kilometer mulai dari Prigi Trenggalek hingga perbatasan Tulungagung, Jawa Timur.
Ditargetkan pengerjaan proyek ini akan tuntas dalam kurun waktu tiga tahun mendatang. Dengan tersambungnya Kabupaten Trenggalek dengan Tulungagung melalui pesisir selatan diharapkan akan membawa dampak positif terutama menyangkut pengembangan perekonomian di kawasan selatan. Sehingga arus distribusi barang dan hasil bumi bisa lebih mudah dan cepat.
Selain itu, di ruas JLS ini juga akan dibangun rest area yang berada di puncak perbukitan, sehingga bisa memandang laut di wilayah Tulungagung maupun Trenggalek.
“Mudah mudahan di tengah pandemi covid 19 geliat kita untuk menyambung insfrastuktur jalur selatan adalah suatu komitmen agar kita tetap bergerak menuju kawasan infrastuktur selatan”, ujarnya.
Sementara itu manajer proyek JLS LOT 6 PT PP (Persero) Andriasmoko, mengatakan pada proyek JLS sepanjang 18 kilometer ini pemerintah pusat menggelontorkan anggaran senilai 471 miliar rupiah. Pihaknya berharap proses pembangunan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Trenggalek maupun Tulungagung selaku pemangku wilayah, sehingga pekerjaan bisa berjalan lebih cepat.
Pada tahap awal pengerjaan ini beberapa tantangan, salah satunya terkait kontur tanah yang sebagian besar berada di lereng pegunungan, sehingga pihaknya harus ektra hati-hati agar dapat membentuk trase jalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.