Kediri – Kanker payudara merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia, termasuk Indonesia. Setelah WHO melakukan survey menyatakan bahwa 8-9 persen wanita mengalami kanker payudara.
Meski memiliki resiko kematian tinggi namun masyarakat masih abai dengan penyakit ini. Data Yayasan Lembaga Kesehatan menyebutkan, sedikitnya 70 persen pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah dalam keadaan stadium lanjut.
“Keterbatasan peralatan yang dimiliki rumah sakit turut memperburuk resiko penyakit ini. Masih banyak rumah sakit yang melakukan pemeriksaan kanker menggunakan USG. Padahal ada kelainan yang tidak bisa dideteksi seperti Mikrokalsifikasi (bintik kecil seperti kapur pada payudara yang bisa menjadi pertanda kanker),” kata dr. Fauzan Adima, M.Kes., Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri.
Pemeriksaan kanker payudara atau mamografi skrining dengan detail hanya dengan menggunakan foto rontgen khusus. Alat canggih tersebut telah ada di RSUD Gambiran Kota Kediri, dan menjadi satu-satunya rumah sakit di Kediri yang memiliki fasilitas layanan mamografi skrining.
Alat ini bekerja dengan melakukan tes pemindaian untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya. Memanfaatkan sinar X, alat ini mampu memotret jaringan payudara dari empat sisi; atas, bawah dan sisi kanan-kiri, untuk mengantisipasi persebaran tumor atau kanker hingga ketiak.
Dari pemeriksaan tersebut, Radiolog bisa mengevaluasi gambar yang terekam untuk melihat kemungkinan adanya tumor. “Alat ini bekerja dengan dua prinsip, yakni skrining dan diagnosa. Skrining untuk pemeriksaan pasien tanpa gejala. Sedangkan diagnosa untuk pasien dengan gejala,” kata dr. Moddy Melanova, Sp.R., dokter spesialis radiologi RSUD Gambiran.
Mamografi skrining tersebut untuk mendeteksi kelainan pada payudara tanpa adanyanya keluhan. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi kanker payudara sejak dini, terutama pada golongan yang berisiko.
Mamografi diagnosa dilakukan untuk mencari tahu penyebab munculnya keluhan atau perubahan pada payudara, seperti nyeri, benjolan, perubahan warna kulit di sekitar payudara, penebalan puting, atau keluarnya cairan dari puting. Selain itu, juga untuk mengevaluasi hasil mamografi skrining yang tidak normal.
Dr. Moddy Melanova menambahkan, sebenarnya bukan kali pertama rumah sakit tipe B milik Pemkot Kediri ini memiliki alat mamografi. Namun seiring kebutuhan pasien dan peningkatan layanan kesehatan, RSUD Gambiran memperbarui peralatannya menjadi lebih canggih.
Ketepatan dan akurasi mamografi sudah tidak diragukan lagi. Jumlah kematian akibat kanker payudaran menurun hingga 30 persen, sejak alat tersebut diperkenalkan pada tahun 1970-an.
“Bagi wanita yang berusia di atas 40 tahun kami sarankan melakukan pemeriksaan rutin di RSUD Gambiran. Alat ini memang direkomendasikan untuk pasien usia 40-45 tahun atau tidak sedang menyusui,” jelas dr. Moddy.
Sedangkan bagi pasien berusia muda yang mengalami gejala ataupun tidak, bisa melakukan pemeriksaan menggunakan USG di RSUD Gambiran. Hasil USG itu akan dikombinasikan dengan mamografi skrining untuk mendeteksi kemungkinan kanker sejak dini. (me)