SUMENEP MADURA – Yayasan Dan Pendamping Desa Bantu Rumah Anak Yatim Dan Janda
Dalam rangka ikut menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat, di Kabupaten Sumenep, Madura, pendamping desa komunitas bersama yayasan Al-Husna, memberikan bantuan rumah baru kepada janda dan anak yatim kurang beruntung di Kecamatan Bluto. Sehari-hari, janda dan anak yatim tersebut tinggal di rumah gedek berukuran tiga kali enam, mereka dengan bertahan hidup dari berjualan sayur keliling desa, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Janda yang beruntung yang rumahnya dibangun baru tersebut, bernama ibu Hera, warga Dusun Negara, Desa Bungbungan, Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur. Rumahnya kini dibangunkan baru berukuran lima kali enam dengan dua kamar tidur tepat didepan rumah lamanya yang terbuat dari gedek. Bantuan rumah baru ini, diberikan oleh yayasan Al Husna dan pendamping desa komunitas Kabupaten Sumenep.
Dalam proses pembangunannya, para tukang dibantu masyarakat sekitar, bahu-membahu guna mempercepat pembangunan rumah bagi janda dan yatim kurang beruntung tersebut. Saat ini pembangunannya sudah berjalan 40 persen dan ditargetkan selesai dalam seminggu kedepan.
Sehari-hari, ibu Hera tinggal bersama anak semata wayangnyanya, Fajriyatul Husniyah, yang saat ini masih duduk dikelas lima sekolah dasar. Untuk bertahan hidup,ibu Hera bejualan sayur keliling desa, dengan penghasilan antara 20 hingga 25 ribu rupiah perhari. Sementara suaminya sudah meninggal sejak sembilan tahun lalu. Sejak saat itulah kondisi ekonominya semakin sulit.
Pengurus yayasan dan pendamping desa mengaku tidak tega melihat kehidupan ibu Hera dan anaknya. Kondisinya memprihatinkan tinggal dirumah gedek selama puluhan tahun. Akhirnya bersama-sama memutuskan mengusahakan bantuan rumah layak huni bagi mereka. Rumah bantuan ini, total dibangun dari nol, dan ditargetkan selesai dalam satu minggu kedepan.
Menanggapi bantuan tersebut, ibu Hera mengaku bersyukur dan mengucapkan terima kasih banyak. Bantuan tersebut diyakini akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupannya.
Selama ini, ibu Hera dan anak yatim Ria, tinggal di rumah gedek berukuran tiga kali enam. Didalamnya hanya terdapat satu ranjang tidur dan satu lemari yang dijadikan tempat pakaian dan barang. Bangunan gedek yang sudah banyak bocor tersebut, hanya terdapat satu ruang, sehingga antara kamar tidur dan dapur jadi satu tidak ada penyekat.