Antisipasi Krisis Pangan Kemarau Prajurit TNI Serbuan Teritorial Sorgum Ke Lahan Marjinal
Antisipasi kemarau panjang dan krisis pangan di masa pandemi covid 19, prajurit tni bersama petani di Situbondo melakukan serbuan teritorial penanaman sorgum massal di puluhan hektar lahan marjinal, Senin siang. Sebuah tradisi ritual rokatan pun tetap digelar petani dengan cara sangat sederhana dna terbatas. Beragam tumpeng warna warni bersama sesaji pun diarak warga menuju lahan untuk didoakan. Lalu ayam ingkung, ketan kuning dan bulir bulir benih ditanam di tengah lahan sebagai wujud agar ritual agar panen yang dihasilkan melimpah bebas hama penyakit. Pemerintah pun menyiapkan 20.000 hektar lahan marjinal untuk pangan alternatif ini.
Sejumlah tumpeng aneka warna yang terbuat dari beras dan ketan pun diarak dari rumah warga menuju lahan yang akan ditanami sorgum. Pandemi covid 19 membuat prosesi ritual pun berjalan sederhana karena hanya diikuti beberapa warga. Sesepuh desa setempat pun memimpin prosesi ritual dengan doa rokat atau pembersihan tanah dari beragam gangguan. Bulir bulir pun didoakan agar tumbuh subur dan menghasilkan panen melimpah. Usai didoakan, sesepuh desa mengambil sesaji berupa kepala, ceker, jerohan dan nasi kuning, semua jajanan dimasukkan dalam kendi lalu di kubur di tengah lahan.
Tradisi ini pun sengaja digelar prajurit tni bersama para petani karena membuka lahan baru yang sebelumnya marjinal untuk ditanami sorgum. Sorgum dipilih karena mampu tumbuh dan bertahan baik di lahan yang minim air sehingga aman saat kemarau tiba. Aksi prajurit tni ini sebagai langkah untuk menjaga ketahanan pangan memasuki musim kemarau dan ancaman krisis pangan di masa pandemi covid 19. Aksi tanam pun digelar massal, karena pemerintah menyediakan lahan seluas 20 hingga 30 ribu hektar untuk sorgum. Pembukaan lahan eprtanian sorgum ini juga tidka mengurnagi lahan pertanian yang ada karena berada di atas pegunungan yang selama ini tandus.
Hingga kini TNI bersama pondok pesnatren dan pemerintah situbondo telah menanam 20 hektar lahan sorgum untuk pangan alternatif. Kandungan bulir sorgum bisa menjaid pangan pengganti nasi, karena kandungan karbohidrat dan nutrisi lainya lengkap dna menyehatkan. Selain bulir yang dimanfaatkan untuk makanan, dinas peternakan dan pertanian setempat juga sedang melakukan riset pemanfaatan tanaman sorgum sebagai pakan ternak alternatif, gula sorgum rendah kalori hingga bio solar untuk kendaraan angkutan umum. Sorgum pun dikembangkan untuk menghijaukan lahan tandus pegunungan seluas 60 ribu hektar yang tersebar di 14 kecamatan, dengan target 40 ribu ton sorgum setiap tahun.