Sebuah kendaraan Mitsubishi Pajero milik Wakil Bendahara Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Irman Meilandi, dengan nomor polisi Z 1257 ML, terbakar pada hari Senin, 28 Februari 2022, sekitar pukul 00 lewat 06 menit, saat terparkir dalam keadaan mati di garasi kediamannya di Desa Mandalamekar, Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.
Irman menyatakan, ada indikasi bahwa kendaraan pribadinya sengaja dibakar oleh pihak-pihak yang ingin meneror pergerakannya.
“Ada indikasi Teror dan terencana! Ada kemungkinan posisi mobil sudah dipantau sebelumnya dan dibakar setelah dipastikan bahwa keadaan sedang sepi,” tutur Irman kepada wartawan, Kamis, 10 Maret 2022.
Menurut Irman, keberadaan Mobil yang saat diparkir, juga berdekatan sekali dengan lokasi Asrama Putri SMK Karya Putra Manggala, menunjukan indikasi adanya niat untuk mencelakakan penghuni asrama putri tersebut sebagai bagian dari teror yang bisa jadi ditujukkan kepada dirinya.
“Kelihatannya, mobil belum lama terbakar saat ban mobil meledak pukul 00 lewat 10 menit. Semua orang keluar untuk mengecek suara letusan. Untungnya api bisa cepat dipadamkan, jika tidak, mungkin api bisa merembet dan membakar asrama Putri dengan para santriwati yang sedang tertidur,” ungkapnya.
Irman menjelaskan, bahwa pihaknya baru bisa memberikan statement kepada wartawan hari ini, karena hasil investigasi sementara yang dilakukan oleh Perusahaan Mitsubishi maupun tim INAFIS Polres Tasikmalaya, baru keluar pada tanggal 7 dan 8 Maret 2022 lalu.
“Hasil investigasi sementara pihak Kepolisian, di lokasi kejadian, ditemukan sisa jerigen bekas oli yang sudah terbakar, dan indikasi bahan bakar bensin, yang jadi sumber pemicu api. Saat ini barang bukti sedang diteliti oleh pihak kepolisian,” kata Irman.
Sementara itu, Sekretaris Jendral LPPNU Jawa Barat, Mas Gilang Kusuma, menyampaikan bahwa teror ini juga dapat diartikan sebagai teror terhadap organisasi.
“Di NU, Kang Irman dikenal dengan berbagai pergerakannya mengadvokasi masyarakat Desa dari Sabang sampai Merauke. Beliau pernah juga mendapat Penghargaan sebagai Aktivis Lingkungan Terbaik Dunia, Seacology Prize 2011, karena kiprahnya dalam menyelamatkan terumbu karang di Raja Ampat, serta banyak penghargaan lainnya di Bidang advokasi masyarakat dan Desa Digital,” tutur Gilang.
“Ada pihak-pihak yang tidak suka dan merasa terancam dengan pergerakan Kang Irman, dan kami di Nahdlatul Ulama, menganggap bahwa teror terhadap pergerakan beliau, sama dengan teror terhadap organisasi,” lanjutnya.
“Kami berterimakasih atas respon cepat Polda Jawa Barat, Polres dan Polsek Tasikmalaya serta berbagai pihak yang mendukung terus pengusutan atas teror ini. Kami berharap pelaku segera ditemukan, dan diberikan hukuman yang setimpal,” pungkasnya. (red)