Ratusan Warga Satukan Suara dalam Aksi Demonstrasi Menuntut Penutupan Tambang Galena C yang Merusak Jalan Pati-Blora

182

Pati – Suara keadilan dan keselamatan masyarakat bergema di pagi hari ini saat ratusan warga dari berbagai desa, termasuk Sumbersari, Durensawit, Purwokerto, dan Beketel, menggelar aksi demonstrasi memblokade jalan alternatif Pati-Blora di Desa Sumbersari. Dalam tindakan berani ini, mereka mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap pelaku tambang galian C yang telah lama merusak jalan di jalur tersebut.

Koordinator aksi lapangan, Syahron, dengan tegas menyuarakan aspirasi masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa sejak tambang tersebut beroperasi, kondisi jalan Sumbersari-Beketel telah memburuk parah. Dampak buruk ini disebabkan oleh lalu lintas harian puluhan bahkan ratusan dam truk pengangkut hasil tambang yang melewati daerah ini.

Sungguh disayangkan, kerusakan jalur ini telah berlangsung lebih dari 5 tahun tanpa adanya tindakan perbaikan yang memadai dari pihak pemerintah. Warga setempat merasakan dampak langsung dari rusaknya jalan tersebut, dengan seringnya kecelakaan terjadi, terutama oleh anak-anak yang hendak pergi ke sekolah.

Aksi ini juga menjadi bentuk ancaman tegas kepada pihak terkait. Jika tuntutan mereka tidak diindahkan, aksi demonstrasi akan diperbesar lagi sebagai bentuk perlawanan terhadap kelalaian yang terjadi selama ini.

Pada hari ini, aksi masyarakat dimulai pada pukul 08:00 dan berakhir sekitar pukul 09:30 WIB. Ratusan warga bersatu dengan semangat yang tinggi, menunjukkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap masalah yang telah mengganggu kehidupan mereka selama ini.

Dengan semangat kebersamaan yang menunjukkan bahwa mereka tidak hanya bertindak demi diri sendiri, warga desa-desa tersebut berharap bahwa pemerintah akan segera mendengar seruan mereka. Masyarakat menginginkan penutupan tambang galian C yang merusak lingkungan dan membahayakan keselamatan warga serta pemulihan jalur Sumbersari-Beketel yang merupakan akses penting bagi mereka.

Aksi demonstrasi ini bukan hanya simbol perlawanan, tetapi juga cermin keinginan untuk perubahan yang lebih baik. Dengan suara bersatu, mereka berharap agar tindakan nyata akan segera diambil untuk memulihkan kerusakan, menjaga keselamatan, dan menghormati hak-hak warga yang telah lama terabaikan.