Kediri ( madu.tv )—–Petani Lereng Gunung Kelud menyambut antusias untuk pemanfaatan lahan seluas kurang lebih 50 hektare milik Perhutani di Dusun Satak, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, yang dijadikan pilot project penanaman umbi Porang.
Antusias petani dilereng Gunung Kelud tepatnya di Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri semakin terlihat karena secara langsung mendapat dukungan dari DPP Aspeporin (Asosiasi Asuhan Pemberdayaan Porang Indonesia) yang didelegasikan melalui DPD Aspeporin Madiun Raya yang memberikan pendampingan kepada petani setempat.
“Lahan hutan di Dusun Satak, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri memiliki potensi besar dalam penanaman Porang. Untuk itu, kami langsung ke sini dan meninjau lokasi, dan hasilnya memang sesuai standar karena tanahnya cenderung basah dan didukung oleh kondisi udara yang ada di kawasan ini. Selain itu, di Kediri ini juga ada pabrik Perhutani yang tidak terpakai dan ke depan dapat dimanfaatkan untuk mengolah Porang,” kata Sekretaris DPD Aspeporin Madiun Raya, Karyani Ekawati, saat meninjau lokasi penanaman Porang, di Dusun Satak, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Kamis (13/8/20).
Lebih lanjut Ekawati menyebut, penanaman Porang ini sangat prospektif menjadi pilihan penanaman masyarakat hutan, dengan perhitungan masa panen sekitar 10 bulan. Apalagi, dengan mengembangkan umbi tersebut akan menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi bagi petani. Kalau di Madiun, Porang ini juga sering kali diolah menjadi aneka bahan pangan, seperti keripik dan bahan membuat roti atau donat.
“Saat ini, harga Porang sudah bisa di atas harga komoditas pertanian lain. Bahkan, harga terkininya sekarang mencapai Rp 13.000 per kilogram,” Ungkapnya.
Sejauh ini DPP Aspeporin perlu melakukan Pembentukan Asosiasi Asuhan Pemberdayaan Porang Indonesia di tingkat Wilayah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, serta mengangkat seorang Ketua DPD Aspeporin Kabupaten Kediri dan anggotanya.
Dan di informasikan bahwasannya Tata Cara Pembentukan dan Penyelenggaraan Kepengurusan di Daerah Aspeporin, direalisasikan dengan memperhatikan Rapat Pembentukan oleh 4 orang Anggota di Dusun Satak, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri tertanggal 1 Agustus 2020 yang disertai dengan Surat Permohonan Penerbitan SK Kepengurusan Nomor 001/Aspeporin/DPW/VIII/2020 tertanggal 10 Agustus 2020 dan Hasil Rapat Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Aspeporin pada 11 Agustus 2020.
“Dari ketentuan inilah, bahwa Aspeporin Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur telah terbentuk, dan mengangkat Saudara Eko Cahyono dengan Nomor NIA: 35060878110100375 sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah Aspeporin Kabupaten Kediri sesuai ketentuan hak, kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung-jawab yang melekat pada jabatan tersebut,” katanya.
Sementara itu, terkait permintaan Porang, lanjutnya, dari hasil petani di Madiun selama ini banyak diekspor ke Tiongkok, Hong Kong, Korea, dan Jepang. Umumnya, di negara yang masyarakatnya mulai mengurangi ketergantungan terhadap produk kimia, dan Porang inilah yang menjadi alternatif pangan, misalnya berupa tepung dan beras porang.
“Selain menjadi bahan baku makanan, seperti tepung adonan donat, roti, mie, dan beras, oleh masyarakat di luar negeri Porang ini juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik ataupun lem pada cat,” katanya.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Aspeporin Kabupaten Kediri, Eko Cahyono mengatakan, ke depan sebagai pilot project penanaman Porang tersebut, maka lahan yang disiapkan di Dusun Satak, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri akan dikelola oleh pengurus Aspeporin Kabupaten Kediri bersama anggota dan sejumlah petani LMDH setempat.
“Pada masa mendatang, kami juga tidak menutup kemungkinan membuka peluang kemitraan dengan petani di daerah lain. Namun, untuk sementara waktu diawali di desa ini kami akan mengelola lahan bersama semua pengurus dan anggota,” katanya.(dwi)