Kediri ( madu.tv )—Deforestasi atau penggudulan hutan dengan cara penebangan pohon untuk dialihgunakan nir-hutan tersebut ditemukan Pelestari Kawasan Wilis (Perkawis) Kediri yang luasannya mencapai sekitar 35 hektar.
Aktivitas penebangan pohon secara liar di kawasan hutan lindung tepatnya di sekitar Air Terjun Ngleyangan Kabupaten Kediri.
Ketua Perkawis Kediri Budiman mengatakan penggundulan hutan tersebut ditemukan di kawasan Goliman yang masuk KPH Perhutani Kediri. Untuk itu, pihaknya mendesak pihak terkait, khususnya Perhutani Kediri segera mengambil tindakan.
“Segera hentikan pembabatan (penebangan, red) hutan ini. Karena Undang-undang mengatur, hutan lindung tidak boleh ditebang begitu saja,” tegas Budiman di lokasi, Sabtu (17/10/20).
Perkawis juga mendesak agar ada upaya pengembalian hutan sebagaimana fungsinya. Kemudian mendesak upaya penegakan hukum terhadap pelaku penebangan hutan.
“Bagaimana upaya penegakan hukum terhadap hal ini. Nah ini Perhutani yang mempunyai domain disana,” desaknya.
Temuan Perkawis kawasan hutan yang rusak akibat penggundulan mencapai luas 35 hektar. Pohon di kawasan itu ditebangi untuk dialih fungsikan dan ditanami tanaman holtikultura dan palawija. Apabila aktivitas tersebut tidak segera dihentikan, Perkawis khawatir dengan adanya ancaman bencana alam.
“Kalau tidak segera direspon, maka yang terjadi adalah bencana hidrometeorologis. Terjadinya kekeringan, dan apabila musim penghujan terjadi banjir dan tanah longsor. Bencana pasti menanti dan ancaman itu dilakukan oleh manusia,” tegasnya.
Berdasarkan bukti foto dan video perusakan itu, Perkawis telah melakukan advokasi kepada Perhutani Kediri. Tetapi dalam dialog, tampaknya pihak Perhutani mengaku, kualahan terhadap pelaku perusakan hutan oleh oknum warga dengan alasan ekonomi.
“Kami juga mendorong semua pihak, baik pemerintah dan elemen masyarakat sipil, melakukan komitmen menjaga hutan, khususnya di kawasan wilis agar terwujud cagar alam Wilis,”imbuh Budiman.
Dikatakannya, hutan yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, tidak dapat dipisahkan sebagai sumber kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Rusaknya hutan dapat memutus rantai kehidupan dan sewaktu-waktu akan mendatangkan bencana serta kerugian.
“Rusaknya hutan dengan seluruh komponen biofisiknya pun secara tidak langsung telah berkontribusi dalam peningkatan pemanasan global. Maka dari itu, hutan harus diselamatkan,”pungkas Budiman.
Untuk diketahui, Tim Relawan Perkawis Kediri hari ini melakukan pengecekan langsung secara bersama-sama. Terdiri dari FKH, SuaR Indonesia Kediri, TSBD Laras Wilis Kalipang, Yayasan Hijau Daun dan Forum Pojok Rembuk.(ng/pen)