Banyuwangi – Sejak lebih dari dua puluh lima tahun yang lalu, Asmat, seorang warga Dusun Curahpecak, Desa/Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, telah menjalani pekerjaannya sebagai seorang pengumpul paku dengan penuh dedikasi. Dalam usianya yang kini mencapai 55 tahun, Asmat terus menjalankan tugasnya dengan semangat tinggi.
Setiap harinya, tepat pukul 07.00 WIB, Asmat bersiap-siap untuk berangkat. Ia tak pernah lupa membawa dua karung bekas yang menjadi tempat untuk mengumpulkan paku. Sebagai seorang yang paham betul akan pekerjaannya, Asmat juga membawa magnet yang menjadi senjatanya dalam mencari paku di sepanjang jalan. Dengan hati-hati, ia menyusuri jalan dan jika melihat ada paku yang berserakan, Asmat segera mengambilnya dan meletakkannya dalam karung.
Wilayah Banyuwangi Selatan seringkali menjadi lokasi utama untuk mencari paku. Asmat biasanya berkeliling di sekitar Kecamatan Purwoharjo, Tegalsari, hingga Pesanggaran. Jalan-jalan yang berlubang atau bergelombang seringkali menjadi tempat yang menghasilkan banyak paku, terutama baut-baut yang mungkin lepas dari kendaraan. Semua itu dengan tekad untuk membersihkan jalan dan mencegah paku-paku tersebut menjadi musuh bagi pengendara.
Setelah berhasil mengumpulkan sejumlah paku dan baut, Asmat tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri. Ia menjualnya kepada pengumpul barang bekas (rosokan) yang berada di Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo. Harga yang diberikan kepada Asmat cukup layak, Rp 3.500 per kilogram paku. Dengan semangatnya, Asmat rata-rata mampu mengumpulkan sekitar 10 hingga 15 kilogram paku setiap harinya.
Tidak hanya sebagai pencari nafkah bagi keluarganya, pekerjaan Asmat juga memberikan manfaat bagi pengguna jalan. Paku-paku yang dikumpulkannya menjadi ancaman bagi pengendara karena dapat menyebabkan ban bocor. Oleh karena itu, pekerjaannya turut membantu memelihara keamanan para pengguna jalan.
Namun, dalam perjalanannya, Asmat juga menghadapi tantangan. Terkadang, tukang tambal ban tidak senang melihatnya mencari paku di sekitar bengkel mereka dan sering mengusirnya. Meski begitu, Asmat tetap teguh pada niat baiknya untuk menjaga keamanan pengendara dengan membersihkan jalan dari paku-paku yang dapat membahayakan.
Kisah Asmat adalah cerminan dari semangat dan dedikasi seseorang yang dengan sederhana melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Ia adalah salah satu pahlawan tak dikenal yang berjuang untuk keamanan dan kenyamanan berlalu lintas di wilayahnya. Semoga semangat positif Asmat ini dapat menginspirasi kita semua untuk selalu berbuat baik bagi sesama.