BEKASI – Tragedi yang menimpa seorang pelajar SMP kelas delapan di SMP 7 Kota Bekasi telah mengguncang masyarakat dan sekolah. Kecelakaan yang terjadi saat jam istirahat sekolah ini membuat kita semua bersedih, namun juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keamanan dan pengawasan saat bermain.
Korban, Muhammad Alfianyah, ditemukan tewas setelah bermain kuda tomprok bersama 12 temannya. Dugaan awal adalah korban tertindih oleh temannya, yang menyebabkan patah tulang di bagian leher dan keluarnya busa dari mulutnya setelah terjatuh. Kepala sekolah SMP 7 Kota Bekasi membenarkan peristiwa tersebut dan menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Alfianyah.
Pihak sekolah dan keluarga korban telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa Alfianyah. Setelah terjatuh, korban segera dibawa ke rumah sakit terdekat, namun sayangnya nyawanya tak bisa tertolong. Keluarga korban juga telah mengikhlaskan kepergian anaknya dan menjalani proses berduka dengan tabah.
Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Jupriono, telah mengonfirmasi bahwa polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk pelajar yang turut bermain bersama korban. Namun, pihak keluarga korban telah memilih untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan, tanpa membawa masalah ini ke ranah hukum. Hal ini mencerminkan sikap kearifan dan kepedulian di antara mereka, yang sangat penting dalam menghadapi tragedi semacam ini.
Selain itu, kepolisian Polsek Bekasi Selatan juga telah melakukan pra rekonstruksi kejadian untuk lebih memahami bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa semua fakta telah diungkap dengan baik.
Tragedi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya keamanan saat bermain dan pengawasan dari orang dewasa. Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dalam menghadapi duka yang mendalam, dan semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.