PASURUAN – Petani Jeruk Ngembal Sumringah Panen Perdana Ekonomi Mulai Menggeliat
Petani jeruk di Desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, sumringah saat panen perdana jeruk, setelah selama bertahun-tahun buah yang menjadi andalan petani ini sempat redup, dan kini sudah normal kembali.
Mereka saat ini bisa berlega, setelah harapan yang ditunggu puluhan tahun ini, tercapai setelah mereka bisa memanen jeruk di lahannya. Jeruk jenis batu 55, jadi andalan petani, untuk menanamnya di lahan mereka, dengan sistem tumpang sari dengan pohon durian.
Semangat para petani yang tergabung dalam tujuh kelompok tani jeruk ini, setelah mendapat bantuan dari balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika (balitjestro) kementerian pertanian, yang diberikan pada kamis siang tadi, kepada tujuh ketua kelompok tani jeruk.
Bantuan sebanyak tujuh ribu lima ratus bibit jeruk ini, sebagai upaya untuk menggairahkan petani dalam meningkatkan produksi jeruknya. Bantuan tersebut diberikan lantaran jeruk jenis batu 55 ini, sesuai dengan testur tanah di Ngembal, yang berada di lereng gunung Bromo.
Selain itu, tanaman jeruk ini cepat berbuah dan hanya membutuhkan 3-4 tahun bisa dipanen. Sedangkan masa produksinya sampai 25 tahun lamanya. Di masa panen, petani mampu menjual harga eceran enam ribu rupiah per kilonya dan untuk ke tengkulak sekitar tujuh ribu rupiah per kilonya.
“Jadi jeruk ini agar bebuah lebat dan manis harus memperhatikan ketentuan ketentuan saat menanam harus di perhatikan seperti jarak atar pohon dan kalau seperti ketentuan hasilnya luar biasa” ungkap Lulis Irsyad ketua PKK Kabupaten Pasuruan.
Dengan potensi buah jeruk ini, mampu merubah ekonomi petani. Bahkan di beberapa supermarket, buah jeruk ngembal ini, bisa dijumpai dengan khas buah jeruk ngembal (jeruk maslahat) Kabupaten Pasuruan.
Dengan potensi yang ada saat ini, juga dukungan dari semua pihak terkait, jeruk ngembal akan kembali menyapa kalangan pembeli, meski jeruk ngembal pernah jaya di tahun 1980 silam, dan sempat meredup beberapa tahun lalu.