Kediri – Dalam sebuah tindakan yang penuh semangat, puluhan massa dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) berkumpul di depan kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri pada hari Rabu siang. Mereka datang untuk melaporkan dugaan tindakan bullying yang dilakukan oleh oknum guru di SMP Negeri 2 Kras, Kabupaten Kediri, terhadap salah satu siswa di sekolah tersebut.
Gabungan LSM, termasuk Berantas, Srikandi, dan Bidik, dengan tegas mengecam peristiwa ini dan sangat prihatin dengan situasi yang mengganggu dunia pendidikan, khususnya di wilayah Kabupaten Kediri.
Sebelum bertemu dengan perwakilan dari Dinas Pendidikan, massa terlebih dahulu menggelar aksi damai, membentangkan spanduk dan tulisan yang berisi tuntutan mereka.
Dalam orasinya, mereka menuntut agar oknum guru pelaku bullying dipecat dan kepala sekolah SMP Negeri 2 Kras dinonaktifkan sebagai penanggung jawab struktural di dinas tersebut. Mereka menduga bahwa kepala sekolah tersebut lalai dalam melindungi anak buahnya yang merupakan oknum guru pelaku bullying.
Sebagai perwakilan orang tua korban bullying, Dedi Tri Prastyawan menyampaikan, “Kami datang kesini dengan harapan bahwa tindakan bullying yang telah terjadi akan ditindaklanjuti dengan serius oleh pihak berwenang. Kami ingin memastikan bahwa anak-anak kami dapat belajar di lingkungan yang aman dan bebas dari ancaman bullying.”
Kabid SMP Dinas Pendidikan, Fadli, juga turut hadir dalam pertemuan tersebut untuk mendengarkan aspirasi massa. Dia menyatakan, “Kami sangat mendukung upaya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar. Tindakan bullying adalah tindakan yang tidak dapat diterima dalam dunia pendidikan.”
Aksi demo damai ini merupakan bentuk protes yang kuat terhadap tindakan bullying yang terjadi di SMP Negeri 2 Kras. Semua pihak berharap bahwa tindakan ini akan menjadi momentum penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan siswa-siswa di sekolah, serta menjaga kehormatan dunia pendidikan dari tindakan yang merusak.