Banyuwangi – Pelonggaran kebijakan PPKM, ternyata berimbas pada penurunan omset penjualan pedagang masker eceran, yang biasa mangkal di pinggir jalan. Para pedagang mengaku, omset penjualan mereka turun hingga lebih dari lima puluh persen. Mereka pun tetap bertahan, lantaran terlanjur menyetok barang dalam jumlah yang banyak.
Sempat menjadi barang paling diburu dan langka diawal pandemi, kini masker sekali pakai maupun kain, tren penjualannya kian merosot. Pelonggaran kebijakan PPKM, serta menurunnya tingkat kesadaran masyarakat, untuk menggunakan masker saat keluar rumah, menjadi salah satu faktor,mengapa hal itu bisa terjadi.
Salah satu penjual masker eceran, yang sering mangkal di depan RSUD Genteng, antok mengaku, omset nya mengalami penurunan sejak pelonggaran kebijakan PPKM. Padahal, saat pengetatan PPKM berlangsung, omsetnya sempat terdorong naik, lantaran bisa menembus angka ratusan masker yang terjual, setiap harinya. Namun saat ini, pria yang sudah satu setengah tahun menjadi penjual masker tersebut, hanya mampu menjual puluhan masker, dari jam 6, hingga jam 2 siang.
Hal senada juga Sofwan rasakan. Ia merupakan pedagang masker yang berada di area pertokoan pasar gendoh, kecamatan sempu. Omsetnya menurun sejak pelonggaran kebijakan PPKM saat ini. Bahkan omset pria yang juga berjualan masker sejak awal pandemi tersebut, mengaku, mengalami penurunan omset hingga lima puluh persen. Dimana saat pengetatan PPKM berlangsung, dirinya mampu meraup omset hingga jutaan rupiah setiap harinya. Namun saat ini, meraih omset 500 ribu pun terbilang sulit.
Selain itu, melimpahnya stok masker yang ada di pasaran, terutama pasar online, menjadi faktor tambhanan tersendiri, mengapa tren penurunan itu terus bergulir. Meski begitu, mereka para pedagang mengaku, tetap berjualan masker, lantaran sudah terlanjur menyetok barang dengan jumlah yang terbilang cukup banyak. (aw)