Ngeri, Siswa SD di Karawang Belajar di Lantai

187

Karawang – Tak memiliki sarana dan prasarana belajar, puluhan siswa sekolah dasar di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Terpaksa mengikuti belajar di lantai dengan menggunakan tikar untuk alas saat belajar. Ironisnya meski mendapatkan bantuan bangku dan meja belajar baru, Namun kondisinya sudah hancur di makan rayap, dan tak bisa di gunakan. Alhasil puluhan siswa sekolah dasar tersebut sudah hampir tiga tahun mengikuti belajar di lantai ruang kelas. Kebanyakan siswa mengaku mengalami, nyeri punggung, pinggang dan sering mengalami gangguan kesehatan.

Keseharian siswa Sekolah Dasar Negeri Kertawaluya III. Berlokasi di Kampung Laban Mulya Desa Kertawaluya Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang Jawa Barat. Setiap harinya harus membawa tikar dari ruang guru menuju  ruang kelas. Puluhan siswa sekolah dasar itu terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di atas lantai ruang kelas dengan beralaskan selembar tikar.

Menurut salah seorang guru SDN Kertawaluya III, Jajat mengatakan. Jika seluruh bangku dan meja belajar di sekolah ini sudah rusak dan hancur. Ada pun bantuan dari APBD Karawang melalui Dinas Pendidikan. Kondisinya sudah hancur sebelum di pergunakan, sehingga terkadang siswa selain belajar di lantai seperti sekarang ini.

Kegiatan belajar mengajar di atas lantai itu sudah berjalan hampir 3 tahun lamanya. Tak jarang dari siswa Sekolah Dasar Kertawaluya yang mengeluh nyeri pada pinggang, punggung. Karena membungkuk saat menulis, bahkan ada juga yang mengalami gangguan pernafasan karena kerap menghirup debu di ruang kelas.

Mutia Sri Mulyani, salah satu siswa kelas 6 SDN Kutawaluya III. Mengaku sering mengalami sakit pada bagian punggung dan pinggangnya, saat menulis tugas dari gurunya. Selain itu pakaian yang di kenakan juga cepat kotor, karena tak jarang juga ia tak mendapatkan tikar untuk alas saat belajar. Karena hanya ada dua lembar tikar yang di gunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, di saat pandemi Covid 19 seperti sekarang ini. Pihak sekolah tidak bisa menerapkan kebijakan protokol kesehatan dengan menjaga jarak. Karena memang seluruh fasilitas kegiatan belajar mengajar. Seperti bangku dan meja belajar tidak bisa di gunakan karena rusak dan hancur di makan rayap.

Tak hanya itu kini kegiatan belajar mengajar, juga terpaksa di gabung untuk satu ruang kelas di isi dengan dua kelas. Dari mulai kelas satu dengan kelas dua. Sementara kelas tiga dengan kelas empat, dan kelas lima di gabung dengan kelas enam. Kondisi ini karena tiga ruang kelas lainnya, lantainya sudah tidak bisa di gunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Karena hampir seluruh bagian lantainya rusak berat dan berdebu. Dengan kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan. Puluhan siswa berharap sekolahnya bisa di berikan bantuan sarana dan prasarana berupa meja dan kursi untuk bisa belajar seerti sedia kala. (ma)