Nganjuk – Komunitas Pemerhati Sejarah Nganjuk Kunjungi 5 Titik Peninggalan Sejarah

584

Nganjuk – Komunitas Pemerhati Sejarah Nganjuk Kunjungi 5 Titik Peninggalan Sejarah

Seperti pesan bung Karno, jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Seperti itulah yang dilakukan oleh komunitas pemerhati sejarah Nganjuk. Yang pada hari minggu kemarin melakukan blusukan ke 5 titik peninggalan sejarah masa Majapahit, Mataram dan lain sebagainya.

Komunitas Pemerhati Sejarah Nganjuk atau KPSN merupakan sebuah komunitas yang berangkat dari orang – orang yangg peduli dengan leluhur peninggalan Singosari, Kadiri, Majapahit dan Mataram.

Tujuan melestarikan semua peniggalan sejarah leluhur bangsa di kabupaten nganjuk, KPSN

melakukan blusukan pada Minggu, 21 Maret 2021. Kegiatan ini selalu dilakukan oleh KPSN sebagai program untuk menelusuri, mencatat, melaporkan serta melindungi semua peninggalan sejarah di Wilayah Nganjuk.

Lokasi pertama yang dikunjungi oleh kurang lebih 17 orang tersebut ialah Makam Mbah Gedong Desa Ngluyu. Namun dikarenakan juru kunci tak kunjung datang, setelah menunggu selama kurang lebih satu jam, perjalanan pun dilanjutkan menuju Raden tumenggung sosrodiningrat.

Titik 2 setelah di Raden tumenggung sosrodiningrat ialah di Makam Bupati Pertama Rajegwesi di Desa Sugihwaras Dusun Cabean Kecamatan Ngluyu Nganjuk.

Titik ke 3 yakni menuju Prasasti Ngluyu menurut sumber yang pernah dibaca oleh ketua komunitas pemerhati, Ujang, bahwa prasasti ini berdiri pada masa Raja Wikramawardhana abad 14 tentang status Tanah Sima, dimana masa itu, penduduk setempat pernah membantu prajurit Majapahit.

Terdapat pula Punden Losari gondang. Punden ini merupakan punde yang babad desa pada abad 16 awal.

Di titik ke 4, Komunitas pemerhati sejarah Nganjuk  disuguhi dengan pemandangan dari Sendang Watu yang jernih terletak di pinggir jalan.

Perjalanan di titik ke 5, yaitu di Senopati Keniten yang berada di Desa Karangsemi, yang konon merupakan masanya Mataram Islam. Disamping tempat ini pun ada Sungai Widas yang merupakan sungai transportasi ke 2 setelah Sungai Brantas.

Dari ke lima titik yang dikunjungi oleh KPSN, ditemukan beberapa peninggalan sejarah yang patut dilestarikan oleh warga masyarakat Nganjuk. Dengan sejarah peninggalan tetap terjaga dan tidak terabaikan.