Naomi Osaka kebanjiran dukungan setelah umumkan rehat dari tenis

150

Jakarta – Pensiunan atlet menyuarakan dukungan mereka untuk pemenang Grand Slam empat kali, Naomi Osaka, setelah dia mengatakan akan beristirahat dari dunia tenis karena kehilangan antusiasmenya untuk berkompetisi.

Petenis peringkat tiga dunia itu mengalami kekalahan mengejutkan pada putaran ketiga US Open, Sabtu, sebelum dengan berlinang air mata mengatakan dalam konferensi pers bahwa dia berencana untuk istirahat hingga waktu yang belum dipastikan dari olahraga tersebut.

“Saya merasa, bagi saya baru-baru ini, sepertinya, ketika saya menang saya tidak merasa bahagia. Saya merasa lebih seperti lega,” kata Osaka, dikutip dari Reuters.

Pernyataan tersebut disampaikan petenis, yang mewakili Jepang di Olimpiade Tokyo itu, beberapa bulan setelah secara terbuka mengungkapkan bahwa dia mengalami depresi.

“Luangkan waktu yang Anda butuhkan untuk pulih, istirahat, dan sembuh, @naomiosaka,” tulis juara Grand Slam 12 kali Billie Jean King di Twitter, Sabtu.

“Mengirimkan cinta dan dukungan untukmu.”

Pensiunan tenis Amerika James Blake memuji keputusan Osaka.

“Tolong lakukan yang terbaik untukmu @naomiosaka,” cuit Blake.

“Kami ingin melihat permainan tenis luar biasa dari Anda lagi, tetapi yang lebih penting, kami ingin melihat Anda bahagia.”

Pemenang Grand Slam enam kali Boris Becker menanggapi cuitan Blake tersebut dengan mengatakan “Itu benar.”

Petenis berusia 23 tahun itu telah membuka pembicaraan baru seputar kesehatan mental dalam olahraga profesional setelah dia keluar dari French Open di tengah perselisihan mengenai kewajiban mengikuti konferensi pers di Grand Slam, mengatakan bahwa hal itu berdampak pada kesehatan mentalnya.

Sosok Osaka sangat membawa pengaruh melampaui dirinya saat di lapangan pertandingan, salah satunya ketika dia membawa protes Black Lives Matter ke turnamen internasional tenis setahun lalu.

“Keputusan yang bagus. Masih muda, mencoba mencari tahu kehidupan, bagaimana menang secara konsisten, dan sebagai selebritas atlet itu sulit! Juga mencoba menjadi pembuat perubahan. Secara eksponensial lebih sulit!” cuit sprinter peraih medali emas Olimpiade empat kali Michael Johnson.

“Jika ada kebutuhan bagi seorang atlet untuk mundur, ini dia.”(antara*/)