โป๏ธ Materi Kitab Sullamut Taufiq โป๏ธ
โโโ
โโโโขโ๐๐๐โโขโโโโ
โโ
๐ฐ Akhlak_Tashawwuf_Ma’ashi #38 ๐ฐ
ุจุณููููููููููููููููููููููู ู ุงููููู ุงูุฑููุญูู ููู ุงูุฑููุญูููู
ูุงู ุงูู
ุคูู ุฑุญู
ู ุงููู ุชุนุงูู :
ูุชุฑู ุงููุตูุฉ ุจุฏูู ุฃู ุนูู ูุง ูุนูู
ูุง ุบูุฑู ูุงูุงูุชู
ุงุก ุฅูู ุบูุฑ ุฃุจูู ุฃู ู
ูุงููู
“Di antara dosa lisan adalah tidak berwasiat tentang hutang atau barang yang tidak diketahui oleh selainya, menasabkan diri kepada selain bapaknya atau menisbatkan diri kepada selain orang yang memerdekakannya (mawla)”
Penjelasan:
โก๏ธDi antara dosa lisan adalah tidak berwasiat tentang hutang atau barang yang tidak diketahui oleh selainnya
๐Maksudnya:
1๏ธโฃ Tidak memberitahukan hutang yang wajib dia bayar kepada orang lain.
2๏ธโฃ Tidak memberitahukan barang milik orang lain yang ada padanya dengan jalur titipan (wadi’ah) atau semacamnya.
โ๏ธWasiat tersebut hukumnya wajib jika tidak ada orang lain yang mengetahui tentang hutang atau barang tersebut, sehingga ia khawatir hutangnya tidak dibayarkan atau barang tersebut hilang dengan kematiannya misalnya, sebab sakit yang mengkhawatirkan yang sedang dia derita.
โ๏ธApabila telah diketahui oleh orang lain dan tidak ditakutkan akan menyembunyikannya, maka wasiat dalam kondisi seperti ini hukumnya sunnah, tidak wajib.
Perhatian
โ
Orang lain yang dimaksud adalah selain ahli warisnya yang ucapannya dapat dijadikan dasar penetapan hak, meskipun hanya satu orang yang adil (bukan fasiq).
โ
Termasuk hutang adalah hutang kepada Allah seperti zakat.
โ
Apabila dia takut ahli warisnya akan berkhianat dan dia tidak mau berwasiat kepada orang lain, maka dia harus segera mengembalikan barang orang lain tersebut.
๐Dasar hukum masalah di atas adalah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam :
ู
ูุง ุญูููู ุงู
ูุฑูุฆู ู
ูุณูููู
ู ูููู ุดูููุกู ูููุตูู ููููู ููุจููุชู ููููููุชููููู ุฅููููุง ููููุตููููุชููู ู
ูููุชููุจูุฉู ุนูููุฏููู
“Tidak ada haq seorang muslim yang mempunyai suatu barang yang akan diwasiatkannya, ia bermalam selama dua malam kecuali wasiatnya itu ditulis di sisinya”. HR al Bukhori
โก๏ธDi antara dosa lisan adalah menasabkan diri kepada selain bapaknya atau menisbatkan diri kepada selain orang yang memerdekakannya (mawla)
โ๏ธ Seperti jika seorang anak berkata: “aku adalah anaknya fulan”, padahal fulan tersebut bukan bapaknya. Atau seorang mantan budak berkata: “Aku dimerdekakan oleh si fulan”, padahal fulan tersebut bukan orang yang telah memerdekakanya.
โ๏ธRasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
ููู
ููู ุงุฏููุนูู ุฅูููู ุบูููุฑู ุฃูุจูููู ุฃููู ุงููุชูู
ูู ุฅูููู ุบูููุฑู ู
ูููุงููููู ููุนููููููู ููุนูููุฉู ุงูููููู
“Dan barangsiapa yang menasabkan dirinya kepada selain bapaknya, atau berwali kepada selain walinya, maka laknat Allah akan tertimpa” HR at Tirmidzi
#ุฑุงุจุทุฉ ุงูู
ุจูุบูู ุงูููุถูุฉ ูุฏูุฑู
Ust. Dr. Asy’ari Masduqi, S.HI., MA