Jawa Timur – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan, Pemerintah Provinsi Jatim sangat ekstra hati-hati terhadap masuknya orang dari luar negeri. Mulai dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun Warga Negara Asing (WNA).
“Untuk PMI, kita sudah memiliki Asrama Haji untuk transit terlebih dulu. Ini berguna sebelum pulang ke daerah masing-masing. Penanganan terus kita lakukan, baik itu pekerja migran atau tidak,” ujar Emil, Jumat (10/9/2021).
Mantan Bupati Trenggalek ini menambahkan, di Tanjung Perak ada kantor kesehatan pelabuhan. Menurutnya jika ada awak kapal yang sakit maka langsung mendapat penanganan secara hati-hati. “Ini langkah antisipatif kita untuk mencegah masuknya varian baru dari luar negeri. Kami juga melakukan pengetatan di perbatasan. Ini untuk mencegah masuknya WNA melalui daerah-daerah di Jatim,” katanya.
Terkait usulan anggota DPRD Jatim menunda masuknya investasi asing dengan alasan khawatir masuknya varian baru, Emil mengatakan sebenarnya investasi masuk bisa dengan cara daring. Namun memang, lanjut Emil, investor asing jika menanamkan modal lebih suka bertemu langsung. “Jadi saya rasa yang anggota DPRD Jatim maksud bukan seperti itu,” tuturnya.
Untuk kebijakan investasi di Jatim Emil mengungkapkan terdapat empat aspek. Ini terkait percepatan pelayanan perizinan, deregulasi investasi, fasilitas investasi dan insentif. “Ada yang kawasan ekonomi khusus, ada kawasan industri, ada juga BUMD-BUMD yang produk-produknya sudah kompetitif, sudah jelas marketnya. Dengan begitu, tinggal membangun relasi bisnisnya saja,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim Aris Mukiyono mengatakan untuk capaian investasi Jatim selama semester I 2021 sebesar Rp 34,8 triliun. Capaian ini, menurutnya menyumbangkan kontribusi 7,9 persen investasi nasional. “Selama semester I tahun 2021 ini, realisasi investasi Jatim masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 23,9 triliun. Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 10,9 triliun. Tahun 2021 ini Jatim menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 65 triliun,” jelasnya.
Sedangkan Anggota DPRD Jatim, Samwil mengatakan pihaknya berharap agar gubernur Khofifah menunda dulu menarik investor luar negeri untuk investasi di Jatim. Pasalnya rawan akan membawa jenis varian covid-19 yang baru. “Kalau narik investor luar negeri,nanti orang asing masuk ke Jatim. Ini ngeri sekali karena rawan bawa varian baru,”ungkapnya. (pca/red)