MADURA – Syaikhona Kholil, Gurunya Para Ulama Nusantara
Madura memang telah lama dikenal dengan wisata religinya, tidaklah lengkap rasanya jika berkunjung ke madura tidak mapir ke tempat yang satu ini, yakni Makam Waliyullah Syaikhona Kholil Bangkalan. Makam Muhammad Kholil terletak di Desa Martajasah, Kabupaten Bangkalan. Makam besar umat Islam di era wali songo terletak 2 km dari pusat Kota Bangkalan Madura banyak peziarah datang dari berbagai daerah di Indoneisa.
Kh. Moh. Kholil dikenal sebagai Waliyullah dan sebagai guru besar orang suci di negara ini, sebagai konsep gagasan atau pembentukan ‘Nahdatul Ulama, melalui kedua muridnya, mereka Kh. Hasyim Asyari, kakek presiden keempat Indonesia yaitu Kh. Abdurahman Wahid. Dan Kh. As’ad Syamsul Arifin, pendiri ‘Pondok Asem Bagus’.
Ulama besar yang masih mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati dari sang ayah, yaitu Kh. Abdul Lathif setelah dididik dasar-dasar ilmu agama oleh ayahnya memutuskan untuk memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan.
Pengajaran beliau tidak terbatas hanya teori dalam ilmu lahir dan batin, tetapi memadukan secara bersama antara teori dan praktek. Semasa hidupnya, Kyai Muhammad Kholil tidak hanya banyak menimba ilmu di pesantren di Indonesia melainkan juga di Jazirah Arab.
Cerita-cerita dari beliau saat menimba ilmu lah yang banyak dipakai oleh berbagai pesantren sebagai inspirasi dan motivasi. Beliau wafat di umur yang sangat senja yaitu tepatnya umur 106 tahun pada tanggal 29 Ramadan 1341 Hijrah, bertepatan dengan tanggal 14 Mei 1923 Masehi dan di makamkan di pemakaman umum Desa Martajasah, sebuah desa di sisi barat Kota Bangkalan.
Karena karomahnya yang terkenal inilah makam beliau banyak dikunjungi para peziarah dari dalam maupun dari negeri tetangga. Masjid yang dibangun pada pertengahan tahun 2005 tepat di samping pesantrennya ini semenjak selesai dibangun telah menjadi salah satu ikon wisata religi yang sangat terkenal di Pulau Madura. Di area pemakaman tersebut juga ada bebera kuburan lain yang bisa anda ziarahi, yaitu makam dari ayahanda Muhammad Kholil, Abdul Lathif yang terletak 100 meter dari makam Kyai Kholil.
Obyek wisata untuk religi memang berbeda dengan obyek wisata lainnya yang digunakan untuk bersenang senang, jadi wajar jika tidak banyak fasilitas-fasilitas yang disediakan pemerintah daerah bagi tempat yang satu ini.
Namun sejak merebaknya covid 19, area di sekitar masjid ini di lengkapi dengan protokol kesehatan, seperti di sediakan hand sanitaser.