Bangli, Bali – Tim gabungan berhasil memadamkan api yang membakar lahan dan semak kering di Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang (TWAGBBP), Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Tim gabungan terdiri dari unsur BPBD Kabupaten Bangli, Kesatuan Pengelola Hutan Konservasi (KPHK) Kintamani, Kodim Bangli, Polsek Kintamani, Damkar Kabupaten Bangli, Masyarakat Peduli Api (MPA), Kelompok Gunung Sari Mertha dan masyarakat sekitar dengan proses pemadaman api teknik bakar balik atau membuat sekat bakar, kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Siaran Pers BNPB, Minggu.
Hasil kaji cepat tim BPBD Kabupaten Bangli per Sabtu (23/10) pukul 08.30 WIB, luas lahan yang terbakar mencapai kurang lebih tiga hektar.
“Menurut asesmen tim di lapangan, munculnya titik api terduga berasal dari adanya pergesekan ranting. Yang juga terpicu oleh faktor cuaca yang panas. Juga terdapat pengaruh angin kencang pada Jumat (22/10) siang. Tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa atas peristiwa tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan setelah berhasil memadamkan api di lokasi utama. Tim gabungan juga menemukan empat titik api baru yang berada tidak jauh dari lokasi kebakaran sebelumnya. Adapun titik api baru itu berada di sisi timur punggung Gunung Batur.
“Melihat adanya titik api baru tersebut, tim gabungan mengambil langkah cepat untuk pemadaman dan asesmen lebih lanjut. Api kemudian berhasil padam setelah melalui upaya keras seluruh tim. Kendati sebelumnya mengalami kendala titik lokasi berada pada kemiringan yang curam,” jelasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada tim di lapangan. Pebn atas sinergitas dan kerja keras, sehingga api bisa padam.
“Potensi ancaman masih ada, sehingga mari kita semua tingkatkan kewaspadaan terutama masyarakat setempat untuk peduli terhadap lingkungan di sekitarnya,” tukasnya.
Ia mengajak masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengenali ancaman bencana dan menyiapkan upaya strategi penanganan agar Kita Siap Untuk Selamat.
“Karena esensi utama penanganan Bencana adalah penyelamatan jiwa manusia,” pungkasnya. (Antara/al)