Kajian Kitab Aqidatul Awam | Sifat Jaiz Bagi Para Nabi

https://youtu.be/AZvW6wiZWmY

Ngaji Kitab Aqidatul Awam

قال المؤلف رحمه الله تعالى :
وجائز في حقهم من عرض # بغير نقص كخفيف المرض
“Dan jaiz bagi para Nabi sifat kemanusian dengan tanpa mengurangi (derajat kenabian) seperti sakit yang ringan”.

Penjelasan
✅As Syaikh Ahmad al Marzuki selanjutnya menjelaskan tentang sifat jaiz bagi para Nabi (sifat yang secara akal mungkin saja ada dan terjadi pada para Nabi).

💛Sifat jaiz bagi para Nabi adalah sifat-sifat kemanusiaan yang tidak mengurangi derajat kenabian mereka.
👆Seperti sakit yang ringan, menikah, makan dan minum.

♦️Sedangkan sifat-sifat kemanusiaan yang mengurangi derajat kenabian adalah mustahil bagi mereka.
👆Sifat-sifat kemanusiaan yang mustahil bagi para nabi, karena menurunkan derajat kenabian adalah seperti:
1⃣ Penyakit yang berat dan menjijikkan, sehingga umatnya menjauhi dan lari dari dakwah mereka.

⛔Perhatian
✔️Waspadalah terhadap kisah dusta yang berkembang tentang Nabi Ayyub ‘alayhissalam. Diceritakan dalam kisah tersebut bahwa Nabi Ayyub sakit kulit yang sangat parah di sekujur badannya, sehingga kulitnya membusuk dan penuh dengan belatung. Ketika belatung tersebut jatuh, nabi Ayyub mengembalikannya seraya berkata: “makanlah dari rizki Allah”. Karena itu, semua masyarakat menjauhinya, bahkan nabi Ayyub diasingkan dari masyarakat bersama istrinya.
👆Kisah ini bertentangan dengan sifat jaiz bagi para Nabi sebagaimana telah diterangkan oleh as Syaikh Ahmad al Marzuki dalam kitab ini

💛Kisah nabi Ayyub yang benar, bahwa beliau memang sakit, tetapi tidak separah seperti yang diceritakan dalam kisah di atas. Hanya saja sakit beliau berlangsung sangat lama, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
كان بلاء أيوب ثمانية عشر عاما
“Sakitnya Nabi Ayyub itu 18 tahun”.
👆Meskipun begitu, nabi Ayyub tetap bersabar dalam menerima taqdir Allah yang berupa musibah tersebut. Sehingga Allah menyembuhkannya. Allah berfirman:
إِنَّا وَجَدۡنَـٰهُ صَابِرࣰاۚ
[Surat Shad 44]
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar”

♦️Nabi Ayyub juga tidak pernah mengembalikan belatung ke dalam badannya, agar memakan dagingnya, karena ini bertentangan firman Allah ta’ala:
وَلَا تُلۡقُوا۟ بِأَیۡدِیكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ
[Surat Al-Baqarah 195]
“Dan janganlah kalian jatuhkan diri kalian pada kerusakan”.

والله أعلم بالصواب

رابطةالمبلغين النهضية كديري

t.me/ngajiaqidatulawam
t.me/ldnupckediri
Like Share & Subscribe