Balikpapan – Jenazah Utra Iswahyudi (41), teknisi yang menjadi korban dari jatuhnya pesawat Rimbun Air di Kampung Bilogai, Distrik Sugapu, Kabupaten Intan Jaya, Papua, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bukit Damai Sejahtera, Balikpapan, Sabtu siang.
Sebelum jenazah tiba dari Jakarta pada Sabtu pagi di rumah duka di Jalan Al Makmur, Kelurahan Damai, Balikpapan, Sabtu pagi.
Keluarga yang menunggu di rumah tak dapat menahan tangis begitu peti mati diturunkan dari ambulans. Iswahyudi meninggalkan seorang istri, Dewi Agustina, dan 2 anak perempuan berusia 11 dan 6 tahun.
Menurut perwakilan manajemen Rimbun Air Andi Nur Hasan, sedianya jenazah tiba di Balikpapan Jumat 17/9, namun karena baru tiba pukul 14.30 WIB di Bandara Soekarno-Hatta dari Timika, Papua, sementara saat ini penerbangan terakhir ke Balikpapan pukul 14.00 WIB.
“Baru bisa kami susulkan pada penerbangan paling pagi ke Balikpapan,” kata Andi Hasan, yaitu penerbangan Lion Air pukul 05.00 WIB dan tiba pukul 08.10 WITA di Bandara Sepinggan di Balikpapan.
Tak lama setelah tiba, jenazah segera diantar di TPU Bukit Damai Sejahtera dan dimakamkan secara sederhana.
Andi Hasan menambahkan, bahwa saat ini Rimbun Air tengah menyiapkan kompensasi untuk keluarga para korban.
Ustra Iswahyudi tewas bersama pilot HA Mirza dan copilot Fajar saat pesawat yang mereka terbangkan, sebuah Twin Otter 300 jatuh di Gunung Wabu, Distrik Sugapa, Papua, pada Rabu (15/9). Pesawat mengangkut bahan bangunan dari Bandara Nabire menuju Bilogai.
Saat mengevakuasi para korban, para penyelamat juga berhasil menemukan kotak hitam pesawat yang berisi rekaman percakapan para kru baik antarsesama kru di kokpit maupun komunikasi radio dengan bandara keberangkatan dan bandara kedatangan.
Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).(antara/*)