Jelang Liga 3 Jatim, Asprov PSSI Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pelatih

130

Asprov PSSI Jatim menggelar Workshop Pelatih Kepala Liga 3 Jawa Timur di Hotel Quest, Surabaya, pada Rabu (20/10). Workshop pelatih ini terlaksana guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelatih yang akan menangani tim Liga 3 Jawa Timur musim 2021.

“Menjelang Liga 3 ini, kami melakukan penyegaran. Salah satunya refreshment wasit dan asisten yang kemarin dan sampai hari ini masih berjalan di Hotel 88. Dan sekarang Workshop pelatih kepala Liga 3,” kata Dyan Puspito Rini, Sekretaris Asprov PSSI Jatim.

Menurutnya, ini sejalan dengan program yang Ketua Asprov PSSI Jatim (Ahmad Riyadh) canangkan. Tepatnya pada Kongres PSSI beberapa waktu lalu di Hotel Sheraton, Surabaya. Saat itu, orang nomor satu di Asprov PSSI Jatim ini menitikberatkan kepada dua hal, yakni youth development dan Coaching for coaches, atau pelatihan untuk pelatih Liga 3 Jatim.

Untuk workshop kali ini, wanita yang akrab mendapat sapaan Ririn ini menyebutkan bahwa pelatihan kali ini merupakan puncak dari Workshop pelatih yang terlaksana PSSI Jatim. “Ada tiga tahapan pelatihan yang terlaksana PSSI Jatim untuk pelatih. Yakni pelatihan bagi pelatih level dasar, medium, dan kali ini pelatih Liga 3 yang menjadi ujung dari kompetisi amatir di Jawa Timur,” paparnya.
Ririn mengatakan, kegiatan ini digelar secara rutin setiap tahun sebelum Liga 3 Jatim digelar. “Tahun depan, mulai Januari (2022) akan ada banyak pelatihan. Karena program ini golnya bukan untuk jangka pendek, tapi medium dan jangka panjang. Pelatih-pelatih Jawa Timur harus terus update keilmuan dan kemampuannya agar nantinya pelatih-pelatih di Jatim banyak menyumbangkan pemain yang kelak menjadi tulang punggung timnas pada masa memdatang.

Dia menyatakan, pelatih Jawa Timur harus bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Artinya, ke depan seorang pelatih tidak bisa bergantung pada materi pemain saja, tapi juga kemampuannya sendiri dalam meracik tim dan game. “Pemain ini kan berkorelasi erat dengan pelatih. Kalau pelatihnya tidak update, apa yang akan kita ajarkan ke pemain. Mengubah kebiasaan para pemain tidaklah mudah. Maka butuh pelatih yang kompeten dan cepat beradaptasi dengan metode melatih terbaru,” paparnya.

Selain itu, pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ada materi-materi baru yang berbeda daripada sebelum pandemi. Di antaranya perbedaan perilaku dan kebiasaan dalam sepak bola. Hal ini penting untuk menjadi pemahaman seorang pelatih yang akan menangani tim di masa pandemi.

“Kalau dulu, pelatih tidak perlu memikirkan protokol kesehatan. Sekarang, tentu harus menerapkan prokes. Itu satu beban tambahan buat pelatih. Membiasakan dan meyakinkan atlet bahwa prokes menjadi tanggung jawab pribadi pemain bukanlah sesuatu yang mudah,” katanya.

Bukan hanya itu, menurutnya pelatih harus memperhatikan sisi psikologis atletnya karena bermain tanpa penonton itu rasanya akan berbeda. Sebab pemain bisa tak mendapatkan atmosfer bertanding yang sebenarnya, meski sebetulnya yang nonton mereka bertanding di layar kaca sangat banyak.

Kemudian, recovery pemain agar imunitas tubuhnya tetap terjaga usai bertanding juga harus menjadi perhatian karena itu sangat penting di masa pandemi. Senada dengan Ririn, Anggota Bidang Teknik dan Pengembangan Asprov PSSI Jatim, Joko Susilo, mengatakan melalui workshop kali ini pelatih-pelatih tim kontestan Liga 3 Jatim musti beradaptasi. Adaptasi ini terkait dengan kebiasaan baru, terutama menyangkut prokes. (pno)