“Hari Jadi Lamongan ke-454: Semangat Baru dalam Nuansa Segar dengan Pelibatan Masyarakat dan Bahasa Jawa”

284

Peringatan Hari Jadi Lamongan yang ke-454 tahun ini sungguh membawa nuansa segar dan membanggakan. Siapa sangka, tata cara pelaksanaan apel serentak di seluruh kabupaten dilakukan dengan penggunaan Bahasa Jawa sepenuhnya. Sungguh luar biasa, mengingat kita hidup di era digital yang semakin canggih ini.

Bupati Lamongan yang bernama Yuhronur Efendi, atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Yes, membagikan semangat dan pesan tentang kecintaan serta rasa memiliki masyarakat terhadap Kabupaten Lamongan melalui perayaan ini. Terbayang betapa semangatnya Pak Yes dalam memerintah, sampai-sampai beliau memilih menggunakan Bahasa Jawa untuk acara resmi seperti apel. Ironis, bukan?

Rangkaian perayaan dimulai dengan ziarah makam leluhur, malam tasyakuran di berbagai wilayah Lamongan, kirab pataka, hingga pasamuan agung. Sungguh acara yang megah dan bergengsi. Semua ini benar-benar merupakan refleksi dari kekayaan budaya dan sejarah kabupaten ini. Wah, sepertinya kita semua jadi teringat akan kebesaran dan kemegahan Kabupaten Lamongan melalui acara-apara yang sangat meriah ini.

Dan tentu saja, melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam apel serentak ini benar-benar menjadi momen yang mengesankan. Mulai dari Kantor Pemerintah Kabupaten Lamongan, Kantor-kantor OPD, Pemerintahan Kecamatan, hingga sekolah-sekolah turut serta dalam merayakan dan merasakan kebanggaan atas Kabupaten Lamongan. Pastinya, semua elemen masyarakat sangat berperan aktif dalam merayakan dan memiliki Kabupaten Lamongan. Bukankah itu hal yang sangat mulia?

"Hari Jadi Lamongan ke-454: Semangat Baru dalam Nuansa Segar dengan Pelibatan Masyarakat dan Bahasa Jawa"
“Hari Jadi Lamongan ke-454: Semangat Baru dalam Nuansa Segar dengan Pelibatan Masyarakat dan Bahasa Jawa”

Pak Yes juga tidak lupa untuk menekankan pentingnya penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan ini. Bagaimana tidak, di era digital seperti sekarang ini, kita seringkali terlena dengan penggunaan bahasa-bahasa asing dari media sosial. Terkadang kita lupa akan bahasa ibu kita sendiri. Sungguh sebuah peringatan yang menarik untuk kembali mengingat dan memperkuat kearifan lokal kita. Setuju, kan?

Beliau berharap bahwa tradisi baik ini akan terus berlanjut di masa mendatang. Seperti yang dikatakannya, “Harapannya, tradisi ini harus kita jaga dan teruskan agar menjadi pendorong kebaikan bagi seluruh masyarakat Lamongan.” Kita harapkan juga tradisi ini tidak hanya menjadi pemanis acara, tetapi juga mampu memberikan dampak yang nyata bagi kemajuan masyarakat Lamongan.

Dalam pelaksanaan apel, semuanya dilakukan dengan menggunakan Bahasa Jawa. Mulai dari penyampaian sejarah Lamongan, amanat Bupati, doa, hingga instruksi Pembina dan Pemimpin Apel, semuanya dalam Bahasa Jawa. Tentu saja, ini menjadi keunikan tersendiri dalam perayaan ini dan menunjukkan kebanggaan serta cinta terhadap warisan budaya lokal. Apa lagi yang lebih berkesan daripada mendengar instruksi-apel ala Jawa, bukan?

Dengan menghargai sejarah dan mempertahankan kekayaan budaya lokal, Lamongan terus bergerak maju dalam merayakan kemajuannya. Semoga peringatan Hari Jadi Lamongan ini menjadi momen baru yang memacu semangat warga Lamongan untuk semakin maju dan sejahtera.