JENEWA, SWISS – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menghadiri pertemuan Executive Board Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang beranggotakan 34 negara di Jenewa. Pertemuan tersebut membahas kondisi rumah sakit di Gaza, termasuk salah satunya adalah rumah sakit Indonesia yang terpaksa berhenti beroperasi di tengah konflik.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan urgensi penanganan krisis rumah sakit di Gaza. Konflik yang sedang berlangsung telah memaksa rumah sakit Indonesia untuk berhenti beroperasi, meninggalkan sejumlah pertanyaan terkait upaya penyelamatan kemanusiaan di wilayah yang terkena dampak konflik tersebut.
Menteri Retno Marsudi, dalam pernyataannya, menyuarakan keprihatinan atas kondisi kritis rumah sakit di Gaza dan menekankan perlunya upaya bersama dari komunitas internasional untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada fasilitas kesehatan yang terdampak konflik. Dalam suasana dingin dan serius, Menteri Luar Negeri menggarisbawahi pentingnya mendesak penyelesaian krisis rumah sakit di tengah situasi yang semakin memburuk.
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, para anggota Executive Board WHO turut mengupas berbagai aspek terkait dampak konflik terhadap sektor kesehatan di Gaza. Keputusan terkait langkah-langkah konkret untuk mengatasi krisis rumah sakit dan menyelamatkan nyawa warga sipil diharapkan dapat dihasilkan dari pertemuan ini.
Pertemuan Executive Board WHO di Jenewa ini mencerminkan keseriusan komunitas internasional dalam menanggapi krisis kesehatan yang tengah melanda Gaza, dengan rumah sakit Indonesia menjadi satu dari sekian banyak korban terpaksa dalam konflik yang terus berlanjut.