Kediri (madu.tv)-–Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menerima rombongan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Kapolda Jatim Irjen Fadil Imran, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, yang melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Sabtu (6/6).
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memberikan bantuan berupa masker kain 5000 pcs, sprayer 5 unit, _handsanitaizer_ 200 liter, google glass 15 pcs, _face shield_ 15 pcs, hazmat 50 unit, vitamin C 1000 strip, sepatu booth 5 pasang, tempat cuci tangan 10 unit, 250 pasang latex serta thermal gun 3 unit. Bantuan tersebut diserahkan langsung kepada Pengasuh Ponpes Lirboyo, Kota Kediri KH. Anwar Manshur yang juga menjabat sebagai Rois Suriah PW NU Jatim.
Dihadapan awak media, Khofifah Indar Parawansa mengutarakan bahwa kunjungan ke para _masayikh_ Pondok Lirboyo diharapkan agar Pondok Pesantren Lirboyo bisa menjadi _prototipe_ pesantren tangguh terutama dalam menghadapi covid-19. Tetapi tentu _sustainability_ nya diharapkan akan berlanjut. “Pertama kita berharap pesantren sehat, berarti pastikan menggunakan masker, kalau bisa cuci tangan dengan air mengalir, _handsanitaizer_ , atau bisa sabun antiseptik atau sabun biasa yang bisa menggelontor kemungkinan kalau ada koloni virus 19. Kemudian pesantren yang bersih karena kita harapkan tempat tempat cuci tangan akan bisa diperbanyak dan yang ketiga pesatren yang TOB yaitu Tanaman Obat untuk Pondok Pesantren. Kita akan bantu mengkoordinasikan kembali bagaimana format pesantren tangguh ini bisa menjadi prototipe dari pesantren-pesantren lain yang ada di Jatim dan tentu _prototipe_ pesantren yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Untuk _new normal_, Gubernur Jawa Timur menjelaskan bahwa pada dasarnya _new normal_ merupakan tatanan format baru. “Yang mungkin tadinya tidak pakai masker, maka sekarang pakai masker karena proses penularan covid-19 ini dari percikan atau _droplet_. Sehingga masker ini walaupun kain punya efektifitas bisa sampai 60 persen. Kemudian mencuci tangan begitu kuat diseyogyakan bahkan diseyogyakan 20 menit sekali cuci tangan dengan menggunakan sabun yang ada busanya. Nah pola-pola seperti ini yang masuk pada area normal tatanan baru. Kemudian _physical distancing_ ini juga menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu apa yg menjadi tatanan baru ini tentu kita juga harus beradaptasi dengan realita yang ada bhwa hari ini covid-19 belum berhenti. Oleh karena itu upaya untuk bisa mencegah jangan sampai tertular adalah dengan penegakan protokol kesehatan dan kedisiplinan kita secara konsisten,” tambahnya.
Kapolda Jatim Irjen Fadil Imran menambahkan, mudah-mudahan hal ini bisa menjadi contoh _role model_ untuk bisa ditiru oleh yang lain. “Jawa Timur juga bisa menginspirasi yang lain. Disamping itu gerakan disiplin kalau dimulai dari pesantren saya kira akan luar biasa gemahnya ke masyarakat,” jelasnya.
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyampaikan terimakasih pada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberi perhatian khusus pada Kota Kediri.
“Di Kota Kediri ada Ponpes Lirboyo, yang merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia. Tentunya kunjungan ini memberi bukti bahwa Pemprov Jatim dan jajarannya sangat konsen pada keberlanjutan pembelajaran di lingkungan pesantren di era new normal,” kata Abdullah Abu Bakar.
Masih dalam kesempatan yang sama, Gus Oing Abdul Muid Shohib selaku pengurus Pondok Pesantren Lirboyo mengatakan tujuan Forpimda Jatim bersilaturahim dengan masayikh Pondok Pesantren Lirboyo ingin mendengarkan paparan pesantren tangguh yang digagas oleh Polresta Kediri dan diharapkan menjadi percontohan bagi pesantren-pesantren yang lain. “Untuk persiapan pondok pesantren sendiri yaitu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara resmi baru kita mulai buka 1 bulan mendatang. Saat ini santri di rumah kita mohon untuk isolasi mandiri 14 hari baru nanti 14 hari secara bertahap santri-santri masuk. Untuk tahap pertama ini kita masukkan santri 10 persen yaitu sekitar 2500 dari santri yang dekat. Yang jauh kalau ini sudah masuk, ruang karantinanya kosong, baru kita masukkan lagi tahap berikutnya sambil kita menunggu perkembangan covid secara nasional,” urainya.
Gus Oing melanjutkan, untuk konsep pesantren tangguh sendiri diantaranya seperti ketahanan pangan, ketahanan kesehatan dan ketahanan keamanan. “Yang penting _screaning_ awal masuknya santri ini kita perketat. Kita taati seluruh protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” tandasnya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kapolresta Kediri AKBP Miko Indrayana dan Dandim 0809 Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno.(San/Red)